blogger indonesia

Hello! Myspace Comments



Rabu, 06 Februari 2013

Hijab dalam Syariat Islam Oleh: Rabiah Adhawiah Beik Atas dasar ini, mungkin ungkapan yang sesuai dengan konteks kekinian adalah pernyataan bahwa hijab adalah sebuah bentuk kasih sayang. Allah swt menciptakan manusia dengan bentuk terbaik dan kaum hawa merupakan cerminan terbaik dari hal tersebut. Namun, sebagaimana kita saksikan di dunia nyata kecantikan dan keelokan setiap wanita berbeda satu sama lain. Dari sini, apakah perempuan yang dikenal sebagai makhluk yang penuh perasaan tidak akan tersentuh hatinya saat dikatakan kepadanya: Tidakkah engkau merasa kasihan pada sesama jenismu yang tidak memiliki keelokan seperti dirimu? Tidakkah engkau merasa iba terhadap mereka yang kehilangan cinta dan kasih sayang suaminya karena penampakan tubuhmu? Pendahuluan Buah nangka yang sudah dibelah, selain akan kehilangan cita rasa, aroma dan keistimewaan yang dimiliki, juga tidak akan selamat dari serbuan lalat dan serangga lainnya. Begitu juga dengan perempuan, ketika dia selalu memamerkan kecantikan dan keindahan tubuhnya, laki-laki hidung belang dan makhluk jenis ini akan segera datang untuk menikmatinya.[1] Dan Islam sebagai agama yang sempurna datang menawarkan solusinya. Hijab adalah sebuah proteksi yang dapat menjaga seorang wanita dari pelecehan.. Hanya saja ungkapan semacam ini cakupannya sempit dan hanya akan dimengerti dan diamalkan oleh mereka yang meyakini Islam. Sedang bagi yang tidak meyakininya, terlebih mereka yang senantiasa mengusung panji feminisme dan atribut-atribut semisalnya akan sangat sulit menerima ungkapan di atas. Karena secara emosional penjagaan memberikan konotasi defensif, sebuah perlawanan yang terpaksa dilakukan. Ini jelas sulit diterima oleh kelompok-kelompok tadi yang selalu meneriakkan yel-yel kebebasan (menurut asumsi mereka). Atas dasar ini, mungkin ungkapan yang sesuai dengan konteks kekinian adalah pernyataan bahwa hijab adalah sebuah bentuk kasih sayang. Allah swt menciptakan manusia dengan bentuk terbaik dan kaum hawa merupakan cerminan terbaik dari hal tersebut. Namun, sebagaimana kita saksikan di dunia nyata kecantikan dan keelokan setiap wanita berbeda satu sama lain. Dari sini, apakah perempuan yang dikenal sebagai makhluk yang penuh perasaan tidak akan tersentuh hatinya saat dikatakan kepadanya: Tidakkah engkau merasa kasihan pada sesama jenismu yang tidak memiliki keelokan seperti dirimu? Tidakkah engkau merasa iba terhadap mereka yang kehilangan cinta dan kasih sayang suaminya karena penampakan tubuhmu? Agama Islam selain agama yang penuh kasih, juga merupakan agama yang paling komplit; tidak ada sebuah perbuatan kecuali memiliki hukum tersendiri. Begitu pula masalah hijab. Perlu diperhatikan, hijab (menutup aurat) sudah ada pada agama-agama sebelum Islam, jadi hijab bukan inovasi agama terakhir ini. Bahkan, lebih jauh lagi manusia pertama, Adam a.s. yang pada saat itu belum memiliki syariat telah memahami bahwa penampakan aurat adalah hal yang sangat buruk dan aurat tak seharusnya ditampakkan, sebagaimana al-Qur’an menyebutnya dengan sau’at.[2] Dalam kesempatan ini kita akan mencoba membahas pensyariatan hijab dalam Islam beserta batasan-batasannya. Pensyariatan Hijab Pensyariatan hijab di dalam Islam, dapat ditetapkan dengan empat dalil; dalil al-Quran, hadis, sirah (sejarah) dan akal. Masing-masing dari empat dalil tersebut cukup bagi kita untuk menetapkan pensyariatan hijab bagi kaum wanita. 1. Menurut al-Quran Ayat terpenting yang menetapkan kewajiban berhijab pada kaum wanita yang akan kita bahas adalah ayat ke-31 surat an-Nur dan ayat ke-59 surat al-Ahzab. Allah swt dalam surat an-Nur ayat ke 31 berfirman: وَ قُلْ لِلْمُؤْمِناتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصارِهِنَّ وَ يَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَ لا يُبْدينَ زينَتَهُنَّ إِلاَّ ما ظَهَرَ مِنْها وَ لْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلى‏ جُيُوبِهِنَّ وَ لا يُبْدينَ زينَتَهُنَّ إِلاَّ لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبائِهِنَّ أَوْ آباءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنائِهِنَّ أَوْ أَبْناءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوانِهِنَّ أَوْ بَني‏ إِخْوانِهِنَّ أَوْ بَني‏ أَخَواتِهِنَّ أَوْ نِسائِهِنَّ أَوْ ما مَلَكَتْ أَيْمانُهُنَّ أَوِ التَّابِعينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلى‏ عَوْراتِ النِّساءِ وَ لا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ ما يُخْفينَ مِنْ زينَتِهِنَّ وَ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَميعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (Wahai Rasulullah) Dan katakanlah kepada kaum wanita yang beriman agar mereka menahan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali sesuatu yang (biasa) tampak darinya. Hendaknya mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka (sehingga dada mereka tertutupi), janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali untuk suami-suami mereka, atau ayah dari suami-suami mereka atau putra-putra mereka, atau anak laki-laki dari suami-suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara-saudara laki-laki mereka, atau anak laki-laki dari saudara-saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita mereka atau budak-budak mereka atau laki-laki (pembantu di rumah) yang tidak memiliki syahwat atau anak kecil yang tidak paham terhadap aurat wanita. Dan janganlah kalian mengeraskan langkah kaki kalian sehingga diketahui perhiasan yang tertutupi (gelang kaki). Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kalian semua kepada Allah swt supaya kalian termasuk orang-orang yang beruntung.[3] Para ahli tafsir menyebutkan bahwa sebab turunnya ayat ini adalah sebuah kisah yang dinukil dari Imam Muhammad Baqir a.s. Beliau bersabda: “Pada satu hari, di kota Madinah ada seorang wanita cantik yang sedang berjalan dengan mengikatkan kerudungnya ke telinganya (yang menjadi kebiasaan wanita pada saat itu) sehingga tampak leher dan dadanya. Seorang laki-laki dari golongan Anshar berpapasan dengannya, karena kecantikan wanita tersebut dia terpesona dan tidak peduli akan keadaan sekelilingnya, dia telah mabuk akan kemolekan wanita tersebut. Sang wanita memasuki gang sempit, sedang pandangan laki-laki tersebut terus membuntutinya sampai tak terasa dia terbentur sebuah benda keras dan tajam sejenis tulang atau kayu yang menjorok dari tembok sehingga kepala dan dadanya mengucurkan darah segar yang melumuri pakaiannya.Dalam keadaan seperti itu dia datang menghadap Rasulullah saw dan menuturkan semua yang terjadi. Pada saat itulah, malaikat Jibril a.s. datang membawa ayat ini.”[4] Dalam ayat di atas kita mendapatkan kataابصار yang merupakan bentuk jamak dari kata بصر. Untuk memahami ayat tersebut secara mendalam, lazim bagi kita mengetahui perbedaan antara بصر dan عين. Walaupun keduanya sama-sama dipakai untuk nama dari anggota tubuh manusia yaitu mata, akan tetapi keduanya memiliki makna yang berbeda. عين hanya bermakna mata bukan penggunaannya, sedang بصر memiliki makna mata dengan penggunaannya yang dalam bahasa Indonesia kita sebut dengan pandangan. Kita perlu membahas perbedaan kedua kalimat di atas untuk mengetahui bahwa maksud dari ayat di atas adalah menutup pandangan bukan menutup mata (ان يغضضن من ابصارهن). Begitu juga dengan kata يغضضن yang bersumber dari غضي, kita harus mengetahui perbedaan dengan kata غمض; arti dari kata terakhir adalah menutup mata sedang غض adalah menundukkan pandangan. Dari ayat di atas kita dapat menyimpulkan beberapa poin penting, di antaranya: - Hendaknya kaum wanita menutup pandangan mereka dari pandangan yang penuh syahwat kepada laki-laki non muhrim. - Wajib bagi kaum wanita menutupi auratnya dari laki-laki non muhrim. - Wajib bagi kaum wanita menutupi badan dan perhiasan mereka. - Diperbolehkan bagi kaum wanita untuk menampakkan badan dan perhiasan mereka di hadapan para muhrimnya. Setelah Allah swt memerintahkan kewajiban menutup pandangan kaum wanita dari laki-laki non muhrim dan menutup aurat mereka dari pandangan orang lain, Allah swt memerintahkan untuk menutupi perhiasan wanita. Mungkin masalah menutup perhiasan merupakan masalah yang penting sehingga disebutkan dua kali dalam satu ayat. Makna perhiasan juga sangat jelas bagi kita yaitu setiap sesuatu yang menambah keindahan wanita dan dipahami oleh masyarakat umum, seperti gelang, kalung, anting dan lainnya. Perhiasan ini ada yang dapat dipisahkan dari badan wanita dan ada yang tidak dapat dipisahkan dari badan seperti dandanan pada wajah seorang wanita atau perhiasan alami/natural seperti rambut wanita atau yang lain. Contoh larangan Allah swt terhadap penampakan perhiasan di awal-awal Islam adalah larangan-Nya terhadap para wanita untuk memperlihatkan kakinya ketika berjalan sehingga perhiasan yang tersembunyi (gelang kaki) terdengar oleh non muhrim.[5] Di dalam surat an-Nur juga tertera larangan Allah bagi kaum wanita untuk tidak menampakkan perhiasan dengan pengecualian yaitu “kecuali yang sudah tampak الا ما ظهر منها “. Dari kalimat ini, kita dapat memahami bahwa perhiasan wanita ada dua macam, perhiasan yang tampak dan yang tidak tampak (juga jika wanita secara sengaja menampakkannya). Para ahli tafsir berbeda pendapat satu sama lain dalam menjelaskan kalimat ini الا ما ظهر منها) (, dan memaknainya dengan makna yang beragam. Thabari dalam tafsirnya menyebut hampir dua puluh macam pendapat dari ungkapan [6]الا ما ظهر منها . Di antaranya adalah: Baju luar wanita. Cincin, gelang dan gelang kaki. Celak, cincin dan pacar kuku. Wajah dan telapak tangan. Hanya wajah saja. Oleh karena itu, dalam hal ini kita harus merujuk kepada Marja’ kita masing-masing untuk menentukan apa saja yang diperbolehkan terlihat. Akan tetapi, dari ayat di atas dan juga menurut kesepakatan para ahli fiqih Islam, dapat disimpulkan bahwa haram memakai segala sesuatu yang menurut uruf (tradisi) sebagai perhiasan di hadapan non muhrim seperti gelang, kalung, anting, kaca mata, jam tangan (yang menurut tradisi dianggap sebagai perhiasan), dandanan wajah dan tangan, kuku panjang atau kuku yang diwarnai, gelang kaki, cincin, baju dan sepatu yang dari segi warna, model, dan semacamnya dihitung sebagai perhiasan.[7] Ayat lain yang berisi larangan menunjukkan perhiasan adalah ayat ke 33 surat al-Ahzab. Dalam surat ini Allah swt berfirman: “...Dan diamlah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian tunjukkan perhiasan kalian sebagaimana yang dilakukan di zaman jahiliyah.” Walaupun pada dasarnya ayat ini ditujukan kepada istri-istri Rasulullah saw, akan tetapi perintahnya juga mencakup semua wanita muslim. Oleh karena itu, di akhir ayat ke-31 dari surat an-Nur dapat dipahami bahwa wanita yang menunjukkan perhiasannya termasuk orang-orang yang berdosa, sehingga Allah swt memerintahkannya untuk bertaubat: “Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kalian kepada Allah swt sehingga kamu termasuk orang-orang yang menang.” Interpretasi dari penggalan ayat وليضربن بخمرهن علي جيوبهن adalah bahwa al-Qur’an juga menjelaskan kepada kita tentang batasan hijab yang diinginkan oleh Islam. Karena pada zaman dahulu, wanita-wanita jahiliah memakai pakaian yang tidak menutupi leher dan dada. Oleh karenanya Allah berfirman: “Dan tutuplah leher kalian dengan kerudung kalian”. Ibnu Abbas, dalam menafsirkan ayat tersebut mengatakan: ”Wanita hendaknya menutupi rambut, leher dan bawah dagu mereka.”[8] Maksud dari او نسائهن dari ayat di atas memiliki tiga kemungkinan: - Mereka adalah wanita muslim, maka maksudnya wanita non muslim tidak termasuk muhrim dan wanita muslim wajib menutup auratnya di hadapan mereka. - Mereka adalah wanita secara mutlak baik itu wanita muslim atau selain muslim. - Maksud dari kata nisa’ itu adalah wanita-wanita yang berada di dalam rumah seperti para pembantu. Ayatullah Murthadha Muthahari menolak mentah-mentah makna yang ketiga, menganggap lemah makna yang kedua dan meyakini bahwa makna yang pertama lebih kuat. Karena makna pertama ini juga dikuatkan oleh beberapa riwayat yang melarang wanita muslim untuk membuka auratnya di hadapan wanita-wanita Yahudi dan Nasrani karena dikhawatirkan mereka akan menceritakan kecantikan wanita muslim kepada suami atau saudara mereka.[9] Sedangkan kalimat او ما ملكت ايمانهن memiliki dua kemungkinan: · Yang dimaksudkan oleh ayat tersebut adalah khusus budak perempuan. · Budak secara mutlak, yang mencakup budak perempuan atau laki-laki. Jika kita merujuk pada berbagai riwayat, tampaknya pendapat kedua (budak laki-laki dan perempuan) lebih kuat, seperti dalam suatu riwayat dari Imam Shadiq as. Seseorang menceritakan kepada Imam Shadiq a.s. bahwa orang-orang Madinah selalu mengirim budak-budak laki-laki mereka untuk menemani istri-istri mereka pergi ke satu tempat dan terkadang ketika istri-istri mereka ingin menunggangi kuda, mereka meminta bantuan budak mereka dengan memegang pundaknya. Imam Shadiq a.s. ketika mendengar hal ini menjawab: “Hal ini tidak dilarang berdasarkan ayat 55 surah al-Ahzab.”[10] Selanjutnya, dari kalimat التابعين غير اولي الاربة terlihat jelas bahwa maksud dari kalimat tersebut adalah orang-orang gila dan orang yang terbelakang secara mental yang tidak memiliki syahwat dan tidak tertarik dengan keindahan wanita.[11] Adapun tentang anak kecil yang tidak tahu menahu tentang aurat wanita, memiliki dua penafsiran: Pertama: anak-anak kecil yang tidak tahu tentang perkara-perkara yang tersembunyi dari seorang wanita dan biasa kita sebut anak kecil yang belum mumayyiz. Kedua: anak-anak kecil yang tidak mampu memanfaatkan perkara-perkara yang tersembunyi dari seorang wanita dan bisa kita sebut anak kecil yang belum baligh. Berkenaan dengan penggalan ayat ولا يضربن wanita-wanita pada zaman dahulu biasanya memakai gelang kaki, dan supaya gelang kaki mereka diketahui orang lain mereka mengeraskan langkah mereka. Sebenarnya penggalan ayat ini ingin mengatakan bahwa Allah melarang segala sesuatu yang menarik perhatian laki-laki non muhrim, seperti memakai parfum yang wanginya dapat tercium orang lain ataupun menghias wajah dan semua yang membuat hati laki-laki tergerak dan menjadi pusat perhatian mereka. Ayat lain yang menyinggung tentang pensyariatan hijab adalah ayat ke-59 surah Ahzab. Allah swt dalam ayat tersebut berfirman: أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْواجِكَ وَ بَناتِكَ وَ نِساءِ الْمُؤْمِنينَ يُدْنينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ ذلِكَ أَدْنى‏ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَ كانَ اللَّهُ غَفُوراً رَحيماً Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan kepada wanita-wanita mukmin agar mereka mendekatkan diri kepada mereka dengan jilbab mereka supaya mereka mudah dikenal dan supaya mereka tidak diganggu maka sesungguhnya Allah Maha mengampuni dan Maha Penyayang. Berkenaan dengan kondisi turunnya ayat ini, dalam tafsir Ali bin Ibrahim al-Qumi disebutkan: Pada saat itu kaum wanita pergi ke masjid dan shalat di belakang Rasulullah. Saat mereka menuju masjid untuk menunaikan shalat Magrib atau Isya’ para remaja nakal yang duduk di pinggir jalan, mengejek atau mengolok-olok mereka. Lalu turunlah ayat ini [12] yang memerintahkan mereka memakai hijab sempurna supaya mereka dikenal seutuhnya dan tidak ada alasan lagi untuk mengolok-olok mereka.[13] Dalam ayat ini ada dua poin yang harus diperhatikan: Pertama, apakah maksud dari jilbab yang disebutkan dalam ayat? Dan apakah maksud dari kalimat “hendaknya mereka mendekatkan diri dengannya”? Kedua, apa maksud dari faedah perintah hijab yang dalam kalimat di atas disebutkan (agar mereka dapat dikenal dan tidak diganggu)? Namun karena poin kedua ini harus dibahas secara tersendiri dalam filsafat hijab, maka kami tidak akan mengulasnya.[14] Menjawab poin pertama merupakan hal yang terasa cukup sulit, karena terjadi silang pendapat di antara para mufassir dan ahli bahasa. Ragib Isfahani dalam kitabnya, Mufradat al-Fadzil Qur’an menyebutkan, jilbab adalah baju kurung dan kerudung.[15] Makna jilbab menurut para mufassir adalah sebagai berikut; pertama, kerudung panjang yang menutupi kepala (rambut) dan dada. Kedua, jilbab (kerudung biasa). Ketiga, baju yang besar. Namun titik temu dari semua arti di atas adalah kain yang dapat menutupi badan. Namun, mayoritas mufassir berkeyakinan bahwa maksud dari jilbab dalam ayat tersebut adalah kain yang lebih besar dari kerudung dan lebih kecil dari chadur, sebagaimana ditegaskan oleh penulis kitab Lisanul Arab.[16] Kemudian, kata يدنين di sini berarti memakai. Tidak di semua tempat kata ini berarti demikian, kita harus melihat konteks kalimatnya sebagaimana dalam ayat ini. Maksud dari kata يدنين adalah agar para wanita mendekatkan jilbab mereka ke badan mereka supaya dapat dikontrol, tidak terlalu besar sehingga terkadang tersingkap [17] (jika tertiup angin atau lainnya). 2. Menurut Hadis Banyak hadis-hadis atau riwayat-riwayat yang membahas tentang hijab, oleh karenanya perlu kita pilah-pilah dan kelompokkan riwayat-riwayat tersebut dalam beberapa kategori. a. Hadis tidak diwajibkannya menutup wajah dan telapak tangan Mas’adah bin Ziyad menukil dari Imam Ja'far Shadiq a.s. ketika beliau ditanya tentang perhiasan yang boleh untuk ditampakkan, Imam menjawab:”Wajah dan telapak tangan.”[18] Mufaddhal bin Umar bertanya kepada Imam Shadiq a.s. tentang wanita yang meninggal di perjalanan dan di sana tidak ada laki-laki muhrim atau wanita yang memandikannya. Imam menjawab: “Anggota-anggota tubuh yang wajib untuk ditayamumi hendaklah dibasuh akan tetapi tidak boleh menyentuh badannya, dan juga tidak boleh menampakkan kecantikan yang Allah wajibkan untuk ditutupi. Mufaddhal bertanya kembali: “Bagaimana caranya?” Imam menjawab: “Pertama membasuh bagian dalam telapak tangan, kemudian wajah dan bagian luar tangannya.”[19] Dari sini kita dapat memahami bahwa tangan dan wajah bukan termasuk anggota badan yang wajib untuk ditutupi. Ali bin Ja'far ditanya tentang batasan seorang laki-laki dapat melihat wanita non muhrim, Imam menjawab: “Wajah, telapak tangan dan pergelangan tangan.”[20] Dalam hadis lain juga disebutkan bahwa pada suatu hari Jabir bin Abdullah bersama Rasulullah menuju rumah putrinya Sayyidah Fathimah. Sesampainya di pintu rumah, Rasulullah mengucapkan salam dan meminta izin kepada putrinya untuk masuk sambil memberitahukan bahwa dia bersama Jabir bin Abdullah. Sayyidah Fathimah meminta beliau untuk menunggu sebentar karena pada waktu itu beliau belum menutup rambutnya. Setelah Sayyidah Fathimah menutup rambutnya, Rasulullah dan Jabir masuk ke rumah Sayyidah Fathimah. Rasulullah melihat wajah putrinya pucat dan kekuning-kuningan, kemudian bertanya mengapa hal ini terjadi. Sayyidah Fathimah menjawab bahwa wajah pucatnya dikarenakan rasa lapar yang menderanya. Mendengar hal itu Rasulullah langsung berdoa kepada Allah agar menghilangkan rasa lapar yang diderita oleh putrinya.[21] Dari hadis di atas kita dapat mengambil dua kesimpulan: pertama, Sayyidah Fathimah tidak menutup wajahnya di hadapan laki-laki non muhrim. Kedua, tidak wajib menutup wajah di hadapan laki-laki non muhrim. b. Hadis tentang diwajibkannya berhijab di hadapan Yahudi dan Nasrani Imam Shadiq a.s. bersabda: “Tidak dibenarkan seorang wanita muslim menampakkan auratnya di hadapan wanita Yahudi dan Nasrani, karena mereka akan menceritakan ciri-ciri jasmaninya kepada suami-suami mereka.”[22] c. Hadis tentang ciri-ciri dan waktu hijab Imam Shadiq a.s. bersabda: “Bukan termasuk maslahat jika wanita memakai kerudung dan baju yang tipis.”[23] Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib bersabda: “Selamat bagi kalian yang memakai baju yang tebal, karena sebenarnya orang yang memakai baju yang tipis maka imannya pun tipis.”[24] Imam Shadiq a.s. bersabda: “Cukuplah sebagai tolok ukur kehinaan seseorang ketika dia memakai baju yang menyebabkan kemasyhurannya.”[25] Imam Shadiq bersabda: “Rasulullah Saw selalu melarang laki-laki untuk menyerupai wanita dan melarang wanita untuk menyerupai laki-laki dalam segi berpakaian.”[26] d. Hadis tentang balasan bagi mereka yang tidak berhijab Rasulullah saw bersabda: “Wanita yang di neraka menggantungkan dirinya dengan rambutnya adalah wanita yang tidak menutup rambutnya di hadapan selain muhrim.”[27] Rasulullah saw bersabda: “Dua golongan penghuni Jahanam belum pernah aku lihat. Kelompok yang disiksa dengan sebuah pecut (menyerupai ekor sapi). Kedua para wanita yang berbusana namun telanjang (mereka yang mengenakan baju tipis dan transparan)...”[28] Dengan melihat dan memperhatikan beberapa hadis di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa Allah swt telah mewajibkan hijab bagi wanita muslimah. 3. Menurut Sirah (Sejarah) dan Akal Untuk menetapkan kewajiban hijab bagi kaum wanita, kita juga bisa merujuk sirah kaum wanita muslimah pada zaman Rasulullah. Mereka selalu menutupi tubuh dan rambut mereka ketika berada di hadapan non muhrim,[29] seperti yang kita lihat dari hadis tentang kedatangan Rasulullah bersama Jabir ke rumah Sayyidah Fathimah as. Begitu juga dengan akal manusia, akal manusia juga dapat membuktikan kewajiban hijab bagi kaum wanita. Akal akan senantiasa memerintahkan segala perbuatan yang membawa manfaat dan akan memerintahkan untuk melakukan hal itu, begitu juga sebaliknya akal akan selalu memperingatkan manusia dari hal-hal yang membahayakan manusia. Oleh karena itu, ketika melihat bahwa hijab akan memberikan keamanan, ketenangan atau dapat memupuk rasa cinta kasih di antara sesama maka akal yang sehat dan tidak tertawan oleh hawa nafsu akan memerintahkan untuk berhijab. Wallahu a’lam.[] Jurnal Fathimiah, Vol.II No.2, 2007 Note: [1] Mungkin perumpamaan ini tidak tepat, (qiyas ma’al fariq), namun yang jelas salah satu hikmah dari hijab adalah hal tersebut La Jidala fil misal. [2] QS. 7: 22. [3] QS. 24:31. [4] Syirazi, Nasir Makarim, Tafsir Nemuneh, cetakan pertama, Darul Kutubil Islamiyah, Teheran, tahun 1374, jilid 14, hal 435-436. [5] Thabrisi, Fadhl bin Hasan, Majma’al-Bayan, cetakan pertama, Darul Makrifah, Bairut, tahun 1406 H.Q, juz 7, hal 138. [6] Thabari, Muhammad bin Jarir, Jamiul Bayan fi Tafsiril Quran, cetakan pertama, Darul Makrifah, Bairut, tahun 1412 H.Q, juz 18. [7] ‘Urwah al-Wutsqa, juz pertama, Assatr wa as-Satir, masalah keempat. Ahkam Banuwan, hal 19. [8] Majma’ al-Bayan, juz 7. [9] Lihat: Muthahari, Murtadha, Masale-ye-Hijab, Syirkat-e Sahami Intisyar, tahun 1362 H. Sy, hal 141. [10] Kulaini, Muhammad bin Yakub, Al-Kâfi, cetakan ke-4, Darul Kutubi Islamiyah, Tehran, tahun 1365 H. Sy, jilid 5, hal 531. [11] Masaele Hijab, hal 144. [12] Qumi, Ali bin Ibrahim, Tafsir Ali bin Ibrahim al-Qummi, cetakan ke-4, Darul Kitab, Qum, Tahun 1367 H. Sy, jilid 2, halaman 196. [13] Tafsir Nemuneh, jilid 17, hal 426. [14] Tentang maksud dari ungakapan bahwa jika wanita memakai hijab sempurna maka ia akan lebih dikenal, Ayatullah Makarim Syirazi dalam tafsirnya menyebut dua kemungkinan yang keduanya tidak bertentangan satu dengan yang lain. Pertama, saat itu para budak wanita jika keluar tidak memakai penutup kepala dan leher, para pemuda nakal yang mengetahui mereka (para budak wanita) dan tidak memiliki kepribadian yang tinggi, kerap kali menggoda dan mengejek. Nah, di sini diperintahkan agar para wanita yang Hur (bukan budak) memakai hijab sempurna. (ini bukan berarti seorang laki-laki dapat melihat rambut atau kepala budak wanita orang lain, akan tetapi maksudnya adalah agar para pria nakal tidak memiliki alasan lagi). Kedua, tujuannya adalah supaya para wanita tidak menyepelekan masalah hijab sebagaimana mereka yang berhijab namun begitu tidak perhatiannya sehingga sebagian badannya tampak dan menjadi bahan olok-olokan para pemuda tersebut. (Tafsir Nemuneh, jilid 17, hal 428). Selain dua kemungkinan itu Allamah Fadhlullah dalam tafsirnya, mengatakan, mereka dapat dikenal dan dibedakan dari wanita non muslim. (Fadzlullah, Muhammad Husain, Tafsir Min Wahyil Quran, cetakan kedua, Darul Milak lithabah wa Nasyr, Bairut, tahun 1419 H. Q, jilid 18, hal 349). [15] Isfahani, Ragib, Mufradat Alfadzil Qurani Karim, cetakan kedua, Syari’at, Qum, tahun 1423 H. Q, hal 199, akar kata Jalaba. [16] Tafsir Nemuneh, jilid 17, hal 428. [17] Ibid. [18] Himyari, Abdullah bin Ja’far, Qurb al-Isnad, Nainawa, Tehran, juz 2, hal 40. [19] Ibnu Babuwaih Qumi, Muhammad bin Ali, Man La Yahdhuruhul Faqih, Intisyarat Jamiah Mudarrisin, Qom, tahun 1413 H. Q, jilid 1, hal 156. [20] Qurb al-Isnad, hal 102. [21] Al-Kafi, jilid 5, hal 528 [22] Al-Hurr al-Amili, Muhammad bin Hasan, Wasail as-Syiah, cetakan pertama, Muassasah Alul Bait li Ihya’i Turats, Qum, tahun 1409 H. Q, juz 20, hal 184. [23] Ibid, juz 4, hal 388. [24] Akbari, Muhammad Ridha, Tahlil-e Nu wa ‘Amali az Hejab dar Ashre Hazer, cetakan keempat, Payame Itrat, Isfahan tahun 1377 H. Sy, hal 60. [25] Wasail as-Syiah, juz 5, hal 24. [26] Ibid, juz 5, hal 25. [27] Tahlil-e Nu wa ‘Amali az Hejab dar Ashre Hazer, hal 88. [28] Sahih Muslim, juz 3, hal 1680, sesuai penukilan kitab Tahlile Nu wa ‘Amali az Hejab dar Ashre Hazer. [29] Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Tahlile nu wa Amali az Hijab dar Asre Hadzir, hal 49.

Sabtu, 19 November 2011

[FANFIC] FIRST LOVE NEVER RUNS SMOOTH Chapter 6


Genre: Romance geje

Length: Chaptered

Main Cast:
Jung Yong Hwa CN BLUE
Seo Joo Hyun SNSD
Park Shin Hye
Jung Mo TRAX

Others:
Lee jong Hyun, Kang Min Hyuk, Lee Jung Shin, SNSD members.

Disclaimer: cerita ini 100% hasil imajinasi author sendiri dan karakternya hanya milik Tuhan :p

Note: Buat Readers… tenang aja! Karakter yg nyeleneh2 di dalam cerita ini semua hanya fiktif belaka ^^ dan kalo ada kejadian2 yang mirip…sori ya itu ga sengaja.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.



Yong Hwa pov


Sekarang jam 5 sore. Seo Hyun harus pulang karena manajernya sudah menjemputnya di lobby apartemen. Setelah pamitan dengan para dongsaengku, aku pun mengantarnya ke bawah.

“Thanks for coming!”, kataku saat kami hanya berdua di dalam lift.

“Aniyo oppa… emang sudah seharusnya aku datang!”, ia menjawab dengan kalem.

Ting!!! Bel lift berbunyi kemudian pintunya terbuka. Kami sudah sampai di lantai dasar. Begitu keluar dari lift, sosok Manajer SNSD langsung terlihat. Aku pun menyapanya.

“Hai!”, sapaku seperti saat kami biasa bertemu di WGM.

“Hi yo!!”, balasnya.

“Hyung…aku titip Seo Hyun ya?”, aku memegang pundaknya.

“Hahahaha..”, dia sedikit tertawa, “Arasso. Aku pastikan dia selamat sampai tujuan”.
Manajer hyung pun membukakan pintu untuk Seo Hyun.

“Oppa....Annyeong…!”, Seo Hyun pun masuk ke dalam van SNSD dan mobil itu pun berangkat meninggalkanku di depan pintu lobby.

Setelah bayangan mobil itu benar-benar menghilang, aku kembali ke dorm.

Biip…biip…biiip. Aku melihat layar HP yang sejak tadi ku pegang. 1 message received : Joo Hyun pabbo.


Oppa…
Saengil Chukae…
p.s: Aku meninggalkan hadiah untukmu di dekat meja TV
Sender : Joo Hyun pabbo


Aku langsung berlarian masuk ke dalam rumah. Rasanya tak sabar lagi melihat hadiah dari yoejachingu-ku.

Tujuan pertama: Meja TV. Ku cari diatasnya, yang kutemui hanya setoples keripik ubi. Disampingnya, ada remot dan kaset PS berserakan. Di belakang, hanya ada kabel. Dimana sih???

Jeeeng..jeeeng… ada sesuatu berwarna biru terselip di sudut antara Meja TV dan gorden, tempat Jung Shin biasa meletakkan vacuum cleaner. Aku mengambil benda itu yang ternyata sebuah kantung besar. Aku membukanya…

Dan aku tak henti-hentinya tersenyum….

Benda pertama yang terambil tanganku adalah sebuah pigura bergambar karikatur CN BLUE yang sedang manggung di Menara Eiffel, lengkap dengan alat-alat band yang selalu kami gunakan, serta di bawahnya tertulis: CN BLUE CONQUERED THE WORLD.

Di pinggiran pigura itu, ada memo pink yang ditulis Seo Hyun.
I believe CN BLUE will soon conquered the world ^^
CN BLUE Fighting!!!


“Hyung…kau ngapain disitu?”, Jong Hyun muncul dari arah kamar.

“Nih! Lihat!!!”, aku menyodorkannya pada Jong Hyun dan ia menunjukkan senyum yang sama. Karena apa yang ditulis Seo Hyun adalah impian dan cita-cita kami sejak kami membentuk CN BLUE.

Tanganku merogoh kantung itu lebih dalam lagi. Kemudian kutemukan kotak berwarna baby blue dengan memo bertulis :

A little gifts from paris ^^

Kubuka kotak itu yang didalamnya berisi 4 buah parfum beraroma maskulin yang ditempel memo sesuai nama kami masing-masing. Aku mengambil punyaku dan menyerahkan sisanya pada Jong Hyun.

“Jung Shin…Min Hyuk…nih ada oleh-oleh untuk kalian!!!”, Jong Hyun berteriak.

“Jinjja???”, mereka langsung keluar dari kamar yang teletak di belakang meja TV dan menghampiri hadiah dari Seo Hyun.

“Dari siapa hyung?”, tanya Min Hyuk.

“Tentu saja dari kakak ipar kalian Seo Hyun!!!”, aku yang jawab.

Wajah-wajah mereka tampak bahagia. Aku mencoba parfum itu sedikit dan aku langsung menyukai aromanya. Dia tahu seleraku!

Makin ke dalam, hadiah dari Seo Hyun makin berlimpah. Aku menemukan sebuah kotak besar berwarna emas, dan kotak coklat yang lebih kecil.

Pertama aku membuka kotak berwarna emas yang di atasnya bertuliskan : Dearest Jung yong Hwa. Aku tersenyum lagi.

Di dalam kotak itu berbaris 12 buah cupcake manis dengan hiasan fondan warna-warni dengan huruf-huruf dan motif senyum di atasnya, yang bila dijajarkan seperti ini akan terbaca:
: ) SJH LOVE JYH : )

[Seo Joo Hyun Love Jung Yong Hwa-red]

Mukaku sukses dibuat merona dan berseri-seri. Para dongsaeng yang melihat mulai menggodaku: cie…ciee…!!! Enaknya yang punya yoejachingu!

di dalam kotak emas itu pun terselip sepucuk surat untukku.


To : Jung Yong Hwa

Oppa…miane aku ga bisa membawakanmu sup rumput laut
Aku sudah coba memasaknya, tapi gagal!
Rasa sup-nya aneh dan baunya seperti jamu!!
Sebagai gantinya…
Aku cuma bisa membuat cupcake ini…
Aku sudah berusaha keras..
Tapi hasilnya agak bantet dan sedikit gosong
Miane…
I’m sorry for being such a stupid girlfriend! T_T
Once again… Saengil Chukae oppa..
From: Seo Hyun pabbo!!!



Membacanya membuatku berkaca-kaca. Aku benar-benar tersentuh oleh ketulusan hatinya. Bukan bentuk dan rasa cupcakes yang penting, tapi niat Seo Hyun yang hanya memikirkan kebahagiaanku saat membuatnya.

Selanjutnya jariku membuka kotak berwarna coklat yang di atasnya tertulis memo berbunyi:
Special Gift For Jung Yong Hwa
If u like it, please put it on whenever n wherever u go : )
If u don’t, just keep it in your drawer : (
Saengil Chukae Yong Hwa oppa ^^


Sebuah jam tangan Louis Vuitton yang sangat elegan terdapat di dalamnya. Sekali lihat langsung suka. Benar-benar suka! Dan yang paling aku suka ada motif bintang di tengah jarum penunjuk waktunya. Aku pun langsung memakainya.

Diam-diam dia memperhatikan semua seleraku. Dari parfum, kebiasaanku pakai jam tangan, bahkan motif bintang yang jadi motif favoritku.

Aku benar-benar dibuat terpesona!!!

You are the perfect one for me, Seo Joo Hyun!!!!

“Yah! Hyung!!! Awas ketelen nyamuk!! Senyum lebar banget!!!”, Jong Hyun menyerocos.

“Kau ini ganggu suasana saja sih!”, aku menggerutu.

“Hyung…sampaikan terima kasihku buat Seo Hyun! Aku suka parfumnya!!”, ujar Jung Shin yang tak mau lagi melepas botol parfum itu dari genggaman.

“Iya Hyung! Aku juga!!!”, timpal Min Hyuk.

“Bilang juga… karikatur ini… bener-bener t-o-p b-g-t!!!”, Jong Hyun menambahi.

Aku mengangguk-angguk sambil mulai mendial tombol nomor 1 : panggilan cepat ke Joo Hyun Pabbo. Aku sedikit menghindar dari jangkauan pendengaran CN Blue brothers.

“Yobboseyo…Hyun-ah…”

“Oppa…miane…”, katanya di seberang.

“Aish…dasar pabbo!!! Bikin sup rumput laut aja ga bisa!!”, aku mencandainya.

“Hiks..hiks…”, nada suaranya seperti hendak menangis, “Aku memang pabbo!”.

“Tapi Hyun-ah…aku ga bisa makan cupcakes-nya…”.

“Wae??”, dia terdengar khawatir, “Apa bentuknya semengerikan itu sampai kau ga bisa memakannya??? Haaa… ohtokke??!!!!”

“Gimana aku bisa makan, kalo kalimatnya sebagus itu!!!”, kataku sambil tersenyum dan aku yakin dia juga tersenyum disana.

“Gomawo Jagiya…”, ujarku lirih, “Semua hadiah darimu adalah yang TERBAIK!!!”.

“Hihi…aniyo oppa…walaupun aku ga sebaik Shin Hye unnie yang memasak sup rumput laut dan memberi hadiah yang sangat bagus”.

“FOR ME, YOU ARE THE BEST ONE, SEO HYUN-AH!!!!”, aku berkata dengan penuh penekanan agar dia benar-benar merasakan kesungguhanku saat mengatakannya.

Hening sejenak. Aku punya feeling kalau dia sedang tersipu-sipu malu lalu menutup mukanya di bantal.

“Ah!!!”, aku hampir melupakan titipan dongsaengku, “Brother-in-laws... They really love the gifts. Gomawoo…”.

“Ne~”, lalu dia memanggilku, “Oppa…”.

“Hm?”

“Apa kau sudah mengeluarkan semua isi kantongnya?”.

“Oh…”, aku kembali ke ruang tamu dan melihat ke dalam kantong. Ternyata ada satu benda yang tertinggal. Sebuah amplop surat bertulis: Invitation Card.

“Igo?”.

“I’ll be waiting!”.

Dan ia pun memutus telepon dariku. Aku penasaran lalu membacanya.

Jung Yong Hwa-ssi
U are invited to a special dinner prepared by me ^^
Pick me up at 7.00 p.m in SM Entertainment lobby
I’ll be waiting : )
-Seo Joo Hyun-


Aku melirik jam di tanganku. Pukul 5.30. Aish….ga ada waktu lagi! Aku pun buru-buru mandi dan berdandan sekeren mungkin.

“Ittera… Hyung pergi dulu yah?!”, aku yang telah siap dengan pakaian semi formal berupa kaos hitam dipadu jas abu-abu gelap dengan lengan tergulung dan sapu tangan biru di kantongnya, celana jins, sepatu hitam mengkilap dan tentu saja jam tangan baruku hadiah dari Seo Hyun, pamit pada dongsaengku.

“Titi DJ Hyung!”, jawab Jung Shin ngasal.

Aku sudah sampai di parkiran dan siap mengendarai si Merah sampai sebuah telepon darurat menghentikanku.

“Yong Hwa-ya”, suara Shin Hye terdengar lemah, “Tolong aku!!!! Rasanya aku mau mati!”.

“MWO???!!!”, aku terkejut sampai jantungku hendak melompat keluar, “Yah! Kau jangan bercanda!!”.

“Aku harus dioperasi…”, ia terisak, “Yong Hwa-ya….tolong temenin aku!!! Aku takut sendirian…”.

“Kau dimana?”.

Tanpa ba-bi-bu lagi, begitu dia mengatakan lokasinya saat ini, aku pun langsung tancap gas kesana. Sebenarnya apa yang terjadi padamu Shin Hye-ah..??!!

Aku sampai di rumah sakit yang lumayan jauh dari dormku, tempat Shin Hye dirawat. Setelah parkir, aku langsung bergegas ke UGD.

“Shin Hye-ah…”.

“Yong Hwa….”, ia tampak sendirian di ruangan ini dengan kondisi mata yang bengkak, dan kaki diperban. Begitu aku sampai, ia langsung memelukku dan menangis di pundakku.

“Yong Hwa-ya... aku tidak bisa merasakan kakiku….”, tangisnya makin menjadi-jadi.

“Apa yang terjadi?”.

“Kejadiannya cepet banget,” dia mulai bercerita, “Mobil di depanku tiba-tiba mati tanpa ngasih aba-aba lagi. Aku banting stir dan nabrak bahu jalan… Rasanya sakit banget!!!!’.

Aku melihat pakaiannya yang masih berlumuran darah. Sepertinya lukanya benar-benar serius.

“Kakinya patah!”, terdengar suara dari arah pintu kamar. Itu managernya Shin Hye.

“Operasinya sebentar lagi, Shin Hye-ssi!”

Shin Hye menangis tersedu-sedu. Ia pasti ketakutan setengah mati. Aku tahu orang tuanya sedang tidak ada di Korea, dan lagi kami baru menyelesaikan 15 episode Heartstring, menyisakan 1 episode lagi. Itu pasti membuatnya khawatir.

“Yong Hwa-ya”, ia memelukku lagi, “Tetaplah disini sampai aku selesai ya? Dan doakan aku! Jebaaalll…!!!”.

“Jangan khawatir, aku ada disini untukmu!”.

*****


Author’s pov


Sementara itu…

Jam dinding di lobby SM Entertainment sudah menunjukkan pukul 8 p.m. Seo Hyun masih setia menunggu Yong Hwa walaupun sudah hampir 1 jam molor dari janji yang seharusnya jam 7.

Karena bosan, Seo Hyun pun membeli kopi dari mesin otomatis yang terletak tidak jauh dari sofa yang ia duduki sedari tadi. Setelah membelinya, ia pun meminum kopi hangat dari kaleng itu sambil melirik jam di tangannya.

“Mungkin dia kelamaan dandan…”, Seo Hyun berpikir positif.

Ia duduk lagi ke sofa dan mulai mengutak-atik HP-nya. Nge-cek Twitter, nge-tweet, membaca blog goguma’s, dan ikut diskusi di forum fanbase SNSD dengan nama account dipalsukan. Sudah lama sibuk dengan HP, yang ditunggu belum nongol juga. Dia mulai dihinggapi kekhawatiran.

“Apa sesuatu terjadi padanya?”.

Seo Hyun sudah berpikir macam-macam. Ia membayangkan Yong Hwa terjebak dalam lift, mobilnya mogok, kena tilang polisi karena lupa pake sitbelt, dan yang lebih parah, ia juga memikirkan kemungkinan Yong Hwa mengalami kecelakaan, pingsan, gegar otak, kena amnesia, dan kakinya harus diamputasi. Memikirkannya saja membuat Seo Hyun keringat dingin. Ia pun menelpon Yong Hwa.

“Nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan..”, operator yang jawab.

Kekhawatirannya makin menjadi-jadi. Ia pun menelpon Min Hyuk.

“Yoboseyo… Min Hyuk-ah…”.

“Ne~ Seo Hyun-ah..”

“Min Hyuk-ah… Apa Yong Hwa oppa ada di rumah?”, tanya Seo Hyun panic.

“Ani… dia sudah pergi dari jam 6 tadi…’, Seo Hyun melihat jam. Sekarang hampir jam 10. Jangan-jangan terjadi sesuatu di perjalanannya kemari.

“Bukankah ia pergi menemuimu?”, tanya Min Hyuk.

“Ne~ Kami janjian jam 7. Tapi sampai sekarang dia belum datang. Apa terjadi sesuatu di jalan?? Ohtokke????”.

“Coba telepon dia!”.

“HP-nya mati!!!!”.

“Aku lihat ke bawah dulu ya Seo Hyun… siapa tahu dia dia masih di parkiran!”
Sambungan telepon pun diputus. Sebenarnya apa yang terjadi pada oppa selama 4 jam ini????

*****

Di tempat berbeda…

Yong Hwa sedang harap-harap cemas menunggu Park Shin Hye di depan ruang operasi. Sudah hampir 4 jam, namun operasinya belum juga selesai. Di dinding tempat ia menunggu sekarang tertempel larangan untuk mengaktifkan Handphone. Maka dari itu, sejak sampai di rumah sakit, Yong Hwa mematikan HP-nya.

Rombongan produser, sutradara dan beberapa kru HEARTSTRING pun muncul. Mereka langsung menghampiri manager Shin Hye yang duduk di samping Yong Hwa.

“Gimana keadaan Shin Hye?”, tanya pak produser.

“Lukanya parah tapi untung kepalanya tidak terbentur. Tulang pahanya patah, tulang belakangnya cidera, dan beberapa bagian tulang tangannya retak ringan. Tindakan satu-satunya hanyalah operasi!”, jelas sang manager.

“Separah itu???”, pak produser nampak kasihan sekaligus kebingungan pada kelanjutan drama HEARTSTRING. Dia pun berbisik-bisik dengan si sutradara.

“Hyung”, Yong Hwa berkata pada sang manager, “Dia akan baik-baik saja kan?”.

Raut wajah Yong Hwa menunjukkan ketakutan yang luar biasa. Takut sahabat sekaligus partner terbaiknya tidak bisa kembali seperti sedia kala.

“Pasti!”, jawab sang manager, “Park Shin Hye orang yang kuat! Dia akan segera pulih!”.

Yong Hwa sedikit merasa baikan. Dia juga percaya bahwa Shin Hye adalah orang yang bertekad kuat untuk mencapai keinginannya yaitu kesembuhan.

“Manager-nim”, si sutradara berbicara, “Untungnya adegan terakhir, cukup klimaks. Walaupun tidak sesuai dengan ending yang saya harapkan seperti dalam scenario. Kami rasa, kita tidak perlu melanjutkan proses syuting. Mengingat keadaan Shin Hye, kita tidak bisa memaksa. Yang terpenting, Shin Hye cepat sembuh dan pulih”.

“Kau jangan khawatir tentang kontrak”, tambah pak produser, “Yang perlu dipikirkan hanyalah kesembuhan Shin Hye”.

Manager mengangguk-angguk lalu berterima kasih pada mereka. “Gamsya hamnida produser-nim..sutradara-nim… Kami benar-benar berterimakasih!”.

Berarti HEARTSTRING hanya akan diputar sampai 15 episode saja. Yong Hwa sedikit kecewa karena tidak bisa menyelesaikan pekerjaanya hingga tuntas. Tapi apa mau dikata. Kesembuhan Shin Hye adalah hal yang paling utama.

Lampu merah di atas pintu ruang operasi yang sejak 4 jam lalu hidup, sekarang mati. Menandakan operasi telah selesai. Dari dalam ruang operasi, keluar seorang dokter.

“Apa ada diantara kalian keluarga Park Shin Hye?”, tanya dokter itu.

“Ye… Dokter-nim”, sang manager menunjuk tangan.

“Aku perlu bicara denganmu sekarang”.

Manager dan dokter pun pergi. 15 menit setelahnya, Shin Hye yang berada di atas ranjang, didorong keluar dari ruang operasi dalam keadaan tertidur oleh bius.
Yong Hwa dan rombongan mengikutinya sampai di ruang I.C.U. Tapi tidak semua dari mereka diperbolehkan masuk. Sehingga hanya Yong Hwa sendiri yang masuk dan menemani Shin Hye. Dia duduk di samping ranjang Shin Hye yang tergeletak di ranjang dengan kaki dan tangan di-gips.

“Shin Hye-ah… kuatkan dirimu!!!”, bisik Yong Hwa.

*****

Seo Hyun pov


Hampir tengah malam. SM Entertainment yang tadinya sangat ramai, sekarang mulai sepi. Satpam pun menghampiriku dan mengingatkanku bahwa listrik akan dipadamkan dan pintu akan dimatikan setelah tengah malam. Aku masih bersikeras menunggu, paling tidak hingga tengah malam.

Min Hyuk tadi menelponku, bilang kalo Yong Hwa oppa sudah tidak ada di parkiran, ataupun disekitar dorm. Oppa juga tidak memberi kabar pada siapapun tentang keberadaannya saat ini. Min Hyuk, Jung Shin, Jong Hyun oppa dan Manager CN Blue sudah berkeliling ke tempat-tempat yang mungkin dikunjungi Yong Hwa oppa, dari studio FnC Academy, Toserba 24 jam, Warung Baso langganannya, sampai ke jalan-jalan sekitar dorm CN Blue. Tapi hasilnya nihil.

Rasanya aku mau nangis karena tak tahu keadaannya.

Uri Seo Hyun-nie”, sebuah suara muncul dari balik punggungku. Mungkinkah Yong Hwa oppa???

Aku berbalik badan, namun yang kutemui bukannya Yong Hwa oppa melainkan Jung Mo oppa. Dia tampak meninggalkan rombongan bandnya, TRAX, dan datang menemuiku seorang diri dengan hanya ditemani gitar terbungkus dalam tas yang ia tenteng.

“Annyeong haseyo”, aku sempat-sempatnya menyapa dia dengan 120 degrees bow.

“Kau ngapain jam segini masih nongkrong di kantor?”, dia bertanya, “Kebagian jaga malam??? Hahahaha”.

“Aniyo…”, aku sama sekali tidak tertawa pada candaannya, “Aku menunggu seseorang”.

“Yong Hwa?”, dia menebak dengan benar.

“Ne~”, jawabku singkat.

“Udah lama?”.

“Baru koq!!!”, aku bohong lagi padanya. Aku tak mau dia menilai salah pada Yong Hwa oppa.

“Aku temenin yah?”.

“Ga usah oppa!! Biar aku sendiri saja!”.

“Ah… biar aku temenin!!’, dia memaksa.

Jung Mo oppa duduk di sampingku. Kemudian dengan santainya mengeluarkan gitar dari tas yang ia bawa. Ia memetik senar-senar gitar itu, memainkan nada-nada merdu yang indah.

“Kami baru selesai latihan”, dia bercerita, “Kami harus bekerja keras membuat lagu untuk album baru. Aku baru selesai bikin satu lagu, tapi baru rhyme –nya. apa kau mau dengar?”.

Aku tidak bisa berkata tidak karena ia sudah mulai memainkan lagu ciptaanya.
Aku pun mendengarkan dengan seksama. Lagunya mellow. Tidak nge-rock seperti image band mereka. Melodinya lembut dan terdengar manis. Seperti lagu untuk orang yang sedang jatuh cinta.

*****

Yong Hwa pov


Ah… pinggangku rasanya mau putus. Sudah berapa lama aku duduk disini?
Aku pun melihat jam di tangan kananku. Saat itu juga aku baru mengingat Seo Hyun. Ya ampun Seo Hyun!!!!!!

Aku memukul-mukul kepalaku. Pabbo!!! KENAPA AKU BISA LUPA PADA SEO HYUN????!!!!!


Aku melirik Shin Hye. Dia masih belum sadarkan diri dari bius total. Mumpung Shin Hye masih tidur, aku harus menemui Seo Hyun. Aku pun pamit pada manager-nim dan memintanya menghubungiku bila Shin Hye sudah sadar.

Tapi…. ini sudah hampir tengah malam. Apa Seo Hyun masih menungguku? Ah! Aku harus menelponnya.

Aku pun mengaktifkan kembali HP-ku. Ada banyak pesan masuk. Dari Min Hyuk, Jung Shin, Jong Hyun, dan Manager hyung. Aku membacanya satu per satu. Rata-rata menanyakan kemana aku pergi. Namun, sms Jong Hyun yang paling membuatku cemas.

Hyung…Odiseo??
Forward dari Yoona:
Hampir tengah malam, tapi Seo Hyun belum pulang,
Apa dia ada di rumahmu?
Apa kalian masih pesta???
Hyung, kurasa dia masih menunggumu!!!
Sender: Jong Hyuiii


Aku pun memacu si Merah menuju SM Entertainment. Aku telah mengecewakannya lagi. Dan lagi-lagi karena aku sibuk dengan yoeja lain. Selalu..selalu..selalu…aku yang mengecewakannya.

Sudah lebih dari 6 jam, kenapa kau tidak pulang saja??? Aish..Seo Joo Hyun pabboya!!!

Aku sampai di lobby jam 11.45 p.m. Suasana sudah sepi. Satpam memperingatkan bahwa lampu akan segera dipadamkan dan pintu akan dikunci setelah jam 12. Setidaknya aku masih punya 15 menit lagi untuk mencarinya.

Aku mengitarkan pandangan ke sekeliling lobby dan sosok yoeja cantik yang paling kucintai itu pun terlihat duduk di sofa di bagian sebelah kiri lobby. Aku menghampirinya.

Namun semakin dekat langkahku semakin berat. Aku melihatnya tidak sendiri. Ada Jung Mo oppa di sampingnya. Pemandangan itu terlihat indah! Seorang namja yang memainkan gitar untuk yoeja yang ia sukai.

Mataku panas dan memerah. Air mata sudah menggantung di sudut mataku. Aku pun meminggirkan diri. Bersembunyi di balik pohon palem tak jauh dari tempat mereka. Dari jarak ini, aku bisa mendengarkan pembicaraan mereka.

“Gimana??”, tanya Jung Mo hyung. Lagu yang ia mainkan sudah selesai.

“Chutta…!!! Iramanya saja sekeren itu, apalagi kalo ditambah lirik…pasti lagunya tambah bagus!!!”, Seo Hyun merespon. Matanya tampak berbinar-binar. Sepertinya ia sangat menyukai lagu itu.

“Aku memikirkan seseorang saat membuatnya!”, ujar Jung Mo hyung dengan pandangan langsung ke mata Seo Hyun.

“Yoejachingu-mu?”, tanya Seo Hyun polos, “Irama lagunya seperti menceritakan seseorang namja yang menyukai seorang yoeja!”.

“Geurae..!!!”.

Detak jantungku menderu-deru saat ini. Gimana kalau Jung Mo hyung menyatakan ketertarikannya pada Seo Hyun??!!!

“Seo…”.

“Oppa…mianheyo… aku terima telpon dulu ya???”, Seo Hyun memotong kalimat Jung Mo hyung. Ia pun berjalan ke sudut untuk menerima telepon. Aku tak tahu itu telepon dari siapa, tapi yang jelas dia langsung pamit pergi pada Jung Mo hyung setelahnya.
Jung Mo hyung mengantar Seo Hyun sampai taksi. Ia bahkan membukakan pintu taksi untuknya. Setelah taksi itu berlalu…

“Yong Hwa-ya…”, Jung Mo setengah berteriak, “Keluarlah! Aku tahu kau disini!!”.

Ah…Ketahuan!!! Aku pun menghampirinya.

“Kau….”, ia menatapku dengan sinis, “Kau tega sekali membiarkannya menunggu lama !!!!”.

“Aniyo Hyung…Jeongmal…”, aku membela diri, “Aku..”.

“Kau tidak mampu menjaganya!”.

Deg!!! Jantungku rasanya seperti putus dan terjatuh ke tanah.

Kalimat ini sungguh mengena ke dasar hatiku. Tepat seperti yang kurasakan setelah menyadari aku yang selalu mengecewakan Seo Hyun.

“Selama ini aku menahan diri karena kupikir kau mampu melindunginya..”, Jung Mo hyung mengatakan isi hatinya, “Kau tahu, AKU MENYUKAINYA!!! AKU MENYUKAI SEO HYUN!!!”.

Aku tahu itu sejak di WGM hyung!

“Aku sudah mengatakan padamu, jangan pernah buat Seo Hyun menangis!! Tapi apa??? Aku selalu mendapatinya menunggumu lalu menangis. KARENA ITU….”.

Aku merasa sangat kerdil di hadapannya. Aku tak punya daya untuk mengelak. Karena semua yang dikatakannya benar. Aku yang tidak cukup mampu untuk melindungi dan membahagiakan Seo Hyun. Aku yang tidak pernah ada untuk Seo Hyun dan malah menemani yoeja lain. Semua ini memang karena kesalahanku.

“KARENA ITU…. JIKA SEKALI LAGI KULIHAT DIA MENANGIS, AKU TIDAK AKAN TINGGAL DIAM!!!!”.

Aku memandangnya.

“AKU AKAN MERAMPASNYA DARIMU!!!”.

Hatiku seperti terkoyak mendengarnya. Aku benar-benar tertampar oleh perkataannya. Aku …. Tidak pantas memiliki Seo Hyun.

*****

Seo Hyun pov


Aku sampai dirumah sakit yang dimaksud Min Hyuk. Saat di lobby bersama Jung Mo oppa tadi, Min Hyuk menelponku. Katanya, Yong Hwa oppa terpaksa harus ke rumah sakit karena ada kejadian mendadak. Park Shin Hye unnie kecelakaan dan terluka parah. Yong Hwa oppa yang membantu unnie.

Ruang I.C.U. Di depannya, ada beberapa orang yang sedang menunggu giliran melihat Shin Hye unnie. Ada rombongan CN Blue brothers juga disitu, tapi minus Yong Hwa oppa.

“Seo Hyun-ah…”, Min Hyuk memanggilku.

“Apa keadaaanya baik-baik saja?”, aku bertanya.

“He-em”, Min Hyuk mengangguk, “Oenni kepingin ngomong sama kamu!”.
Aku??? Wae???

Aku pun dipersilahkan masuk ke ruang I.C.U. setelah mengenakan pakaian khusus. Aku lihat Shin Hye unnie terbaring di ranjang, dengan tangan dan kaki di gips juga beberapa plester menempel di wajahnya.

“Seo Hyun-ssi…”, ia berkata dengan susah payah. Kelihatannya ia sangat lemah.

“Unnie…gwenchanayo?”, tanyaku khawatir pada keadaannya.

“Mianhe…”, jelasnya, “Aku sudah mengacaukan janjimu dengan Yong Hwa”.

“Tentang itu…”, aku emang kecewa mengetahui Yong Hwa oppa lebih memilih menemani Shin Hye unnie daripada menemuiku. Tapi melihat keadaannya yang separah ini, aku tidak bisa marah.

“Aku yang meminta Yong Hwa untuk menemaniku! Aku benar-benar ketakutan! Aku tak punya orang lain selain dia. Orang tuaku sedang berlibur di Karibia. Manajer-nim sibuk mengurus administrasi untuk operasi. Aku sendirian menangis di U.G.D.”

Aku melihat Shin Hye unnie hampir menangis saat mengatakannya.

“Aku tak bisa merasakan kakiku. Aku takut jadi lumpuh! Takut setengah mati!!! Aku butuh Yong Hwa untuk menguatkanku!”.

Tapi…kenapa harus Yong Hwa oppa, unnie? Aku hanya bertanya-tanya dalam hati.

“Aku….”, Shin Hye nampak ragu, “Aku menyukai Yong Hwa!!!”.

Deg!!!! Jantungku berhenti berdetak. Dunia serasa hancur seketika. Aku seperti merasakan KIAMAT.

Mataku mulai berkaca-kaca. Aku lihat Shin Hye unnie juga menitikkan air mata.

“Aku suka dia sejak lama. Dan perasaan itu bertumbuh makin lama makin besar setelah kami selalu bersama di drama ataupun di rumah. Aku tahu perasaanku ini salah, karena itulah aku sekuat tenaga menahan diri. Aku tidak berani mengatakan perasaanku, karena aku tahu dia sangat mencintaimu Seo Hyun-ssi!”.

Air mataku pun jatuh.

“Aku tahu hatinya hanya untukmu dan aku percaya hatimu juga hanya untuk Yong Hwa. Aku tidak akan…SELAMANYA TIDAK AKAN PERNAH…mencoba merebutnya darimu. Tapi… bolehkah aku minta satu hal?”.

“Apa?”, kataku berat.

“Seo Hyun-ssi…. Tolong perbolehkan aku untuk terus menyukai Yong Hwa”.

*****

-tbc-

[FANFIC] FIRST LOVE NEVER RUNS SMOOTH Chapter 5


Genre: Romance geje

Length: Chaptered

Main Cast:
Jung Yong Hwa CN BLUE
Seo Joo Hyun SNSD
Park Shin Hye

Others:
Jung Mo TRAX, Lee jong Hyun, Kang Min Hyuk, Lee Jung Shin, SNSD members.

Disclaimer: cerita ini 100% hasil imajinasi author sendiri dan karakternya hanya milik Tuhan :p

Note: Jung Shin jadi asistennya Author, jadi porsi point of view-nya lumayan banyak dalam cerita, hehehehehe :p Buat Readers… tenang aja! Karakter yg nyeleneh2 di dalam cerita ini semua hanya fiktif belaka ^^
-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.


Flashback Jung Shin pov

“Shin…aku pinjem wig-mu lagi!”, Yong Hwa hyung langsung mengambil barang yang ia maksud di lemariku. Aku yang masih sibuk bersih-bersih, dengan celemek dan kemoceng, hanya menyahut seadanya “Yaaa”.

Aku membersihkan debu di atas TV yang sudah setebal kamus karena lama tak dibersihkan. (Untouchable goddess lebai akh-red).

Uhuk..uhuk… Aishhh….saking banyaknya, debu-debu ini membuatku terbatuk-batuk.
“Shin..”, Yong Hwa hyung berbisik padaku, “kalo Manager hyung dateng nanyain aku, bilang aja aku pergi belanja pakaian dalam. Urgent!!! Ga bisa ditunda-tunda lagi”

Kalimat Yong Hwa hyung membuatku mengernyit sedikit. Emang kenapa pakaian dalamnya? Kulihat dandanannya yang aneh, wig gimbal, kacamata hitam, kemeja bergambar pemandangan pantai warna biru, dan celana 7/8. Mau belanja koq dandanannya kayak mau liburan ke Bali.

“Sebenernya kau mau kemana sih hyung? Kau kan ga dikasih izin sama Manager hyung!”, tanyaku padanya yang kini sibuk memakai sepatu.

“Sssst…”, ia merendahkan nada suaranya, “Aku ada kencan di Jepang!!!”, dan ia pun membuka pintu dan berlari begitu saja tanpa menutupnya lagi.

Aissssh…. Terpaksa aku yang menutup pintu. Tapi saat aku hendak menutupnya, dari arah depan tampak seseorang memanggil-manggil ke arahku.

Lama-lama orang itu makin dekat. Aaah… aku dapat mengenalinya. Yoeja imut, dengan rambut pendek, si tetangga seleb, Park Shin Hye.

“Annyeong…”, sapanya ceria. Ia pake daster warna merah muda dan membawa rantang.
“Annyeong haseyo..”, aku membungkuk padanya.

Ia langsung memegang kepalaku dan mengacak-acak poniku sedikit. “Good boy…”.
Kau pikir aku anak anjing apa?

“Yong Hwa ada?”, tanya Shin Hye noona.

“Dia barusan aja pergi. Noona ga lihat bapak-bapak gimbal tadi? Itu Yong Hwa hyung!!!!”.

“Yang lari-lari pake baju pantai tadi?”, ia bertanya seraya menahan tawa, “Hahahahaha…”, tawanya pun pecah.

“Ya sudahlah. Karena dia ga ada…. Aku main sama kalian aja!”.

Noona nyelonong masuk ke dalam. Dia memang tipe yang mudah bergaul sama semua kalangan dan juga tidak bertingkah sok eksklusif kayak artis papan atas. Sejak dikenalkan dengan Yong Hwa hyung beberapa hari yang lalu, dia sudah sok akrab denganku dan member lain.

“Itu….”, dia menunjuk celemekku lalu tergelak lagi, “Hahahha.. Kyeopta…!!!!!”.

Celemek kuning terang bergambar beruang itu buru-buru ku lepas. Aduuh…. Image-ku yang ‘tak terjamah’ (untouchable) langsung rusak gara-gara ke-gap lagi pake celemek.

“Aku lagi bersih-bersih, noona..”, jelasku malu.

“Aku bantuin ya?”, Shin Hye noona merebut celemek di tanganku dan memakainya untuk dirinya sendiri. Tanpa ragu ia pun berjalan ke dapur, memakai sarung tangan dan mencuci piring bekas pesta ramen semalam.

“Kau lagi libur ya, noona?”, tanyaku sambil melanjutkan ngelap debu TV.

“Ne, liburan kalo dirumah aja bosen, makanya aku main kesini,” katanya sambil menggosok-gosok panci kuningan bekas masak ramen.

“Ga pergi nge-date??”, selidikku.

“Aku Jomblo tau!!”, jawabnya enteng, “Mimin sama Jong mana??”.

“Jong Hyun hyung masih molor, Min Hyuk ku suruh belanja sayur. Aku mau masak hari ini!”.

“Masaknya besok aja Shin, aku udah bawain kalian Kepiting Saos Padang tuh!!”. Ia memajukan bibirnya ke arah rantang yang ia bawa tadi.

“Waaaahhh….”, mendengarnya air liurku rasanya membanjir, “Kau yang masak?”.

“He-em”, ia sudah mulai membilas cucian piringnya, “Sayang yah si Yong Hwa ga ada! Padahal kan dia demen banget sama masakan padang!”.

Hm… perasaanku tiba-tiba merasakan ada yang aneh dengan Shin Hye noona dan Yong Hwa hyung.

“Yah! Lantainya belum kau sapu ya?”, katanya bawel, “Sapuin sana!!!”.

“Arasso…”, aku mengambil vacuum cleaner yang terselip di sudut samping TV lalu mulai membersihkan lantai, karpet dan sofa. Setiap sudut yang terlihat dan yang tersembunyi aku bersihkan. Lantai rumah jadi mengkilap.

“Tadaima~”, Min Hyuk pulang dari pasar. Sok-sok pake bahasa Jepang segala!
“Okaeri…”, Shin Hye noona yang menyahuti.

“Oenni?? Kau disini?”, Min Hyuk tampak heran. Min Hyuk sudah terbiasa memanggilnya oenni, seperti yang ia lakukan dalam drama. Sementara itu Shin Hye noona memanggilnya Mimin. Hahahaha… Imut banget!!

“Min…Aku dipaksa Jung Shin nyuci piring!!! Hihihi …”, candanya.
“Oenni.. sini biar aku saja!”, Min Hyuk meletakkan kantong belanjaanya di meja dapur dan hendak mengambil alih pekerjaan Shin Hye noona.
“Yah! Apa kau tidak lihat, noona sudah selesai!”, omelku.

Min Hyuk yang berasa jadi pahlawan kesiangan langsung sok sibuk menata belanjaan di dalam kulkas. Si noona tertawa-tawa. Sepertinya kami adalah hiburan terbaik untuknya karena sejak tadi ia tak berhenti tertawa.

“Min… Shin… dimana sih piring bersihnya?”, ia membuka-buka lemari dapur kemudian menemukan rak piring di salah satu lemari. Ia pun mewadahi masakannya ke dalam piring besar dan meletakkannya di meja di ruang tamu. Ia juga menyiapkan nasi di mangkuk untuk 4 orang, sumpit, sendok, piring-piring kecil dan gelas. Lalu noona menyiapkan sebotol air putih yang ia ambil dari dalam kulkas.

“Kalian ga punya Kimchi ya?”, ia berkata seperti oemma kami kalau berkunjung ke dorm.

Aku dan Min Hyuk mengeleng. Ia pun meresponnya dengan berkata, “Lain kali aku buatkan Kimchi yaa?? Kebetulan dirumahku juga ga ada Kimchi”.
“Kita bikin lalapan aja, oenni”, usul Min Hyuk, “Aku tadi beli timun, selada dan terong!”.

Siiip. Makanan lengkap sudah terhidang di meja. Dia benar-benar memanjakan kami. Sepertinya bahagia yah kalau punya istri seperti Shin Hye noona.

“Jong…..”, noona masuk ke kamar Jong Hyun hyung.

Waduh gawat!!! Jong Hyun hyung kan kalo tidur suka porno!! Aku pun menyusulnya.
“Yah!!! Banguuuuuunnnnn…”, noona menghantam tubuh Jong Hyun hyung dengan bantal guling.

“Ooooaaa…”, Jong Hyun hyung nguap tanpa dosa lalu bangun dari kasurnya. Mengenakan boxer dan kaos singlet, ia pun melenggang ke kamar mandi tanpa menyadari keberadaan orang-orang di sekitarnya.

Noona tampak tidak terganggu dengan pemandangan itu. Kami benar-benar sudah tidak punya muka lagi di depan yoeja ini.

“AAAAAAAAA………….”, teriakan Jong Hyun hyung yang baru keluar dari kamar mandi bisa terdengar sampai kutub utara saking kencangnya. Sepertinya dia baru sadar ada yoeja cantik sedang menatapnya yang setengah bugil ini.

Ia pun masuk lagi ke kamar mandi dan mengintip dari pintu. Sekarang yang kelihatan hanya sepasang matanya.

“There’s nothing much to see”, komentar Shin Hye noona sambil meninggalkan kamar Jong Hyun hyung, “Jong…. Cepat pake baju dan makan!!”, perintahnya sambil jalan kembali ruang tamu.

Prok..prok..prok… rasanya aku mau tepuk tangan buat noona! Dia benar-benar berbeda dari kebanyakan yoeja. Aku suka kepribadian seperti ini. : )

“Waaaah… kepiting!!!!”, Jong Hyun hyung yang sudah berpakaian lengkap bergabung dengan kami. Dia sama abnormalnya dengan Shin Hye noona. Secepat itu dia bertingkah biasa setelah peristiwa tadi?

“Tidur panjang membuatku lapar,” tambahnya.
“Apa kau habis hibernasi?”, timpal Min Hyuk, “Kau semalam sudah memakan sepanci penuh ramen, hyung!”.
Aku ikut pula menyudutkannya, “Kau masak berapa bungkus, hyung? Kenapa stoknya tinggal setengah?”.

Jong Hyun hyung tak bergeming. Ia sudah sibuk melahap atau mungkin lebih tepatnya memusnahkan makanan di depannya.

“Kau…”, Shin Hye noona menepuk-nepuk pundak Jong Hyun hyung, “…. Benar-benar keren, Jong!! Lain kali aku bawain makanan yang lebih banyak ya untukmu!”.
“Dia mirip Jun Hee,” Min Hyuk menoleh ke arahku, “..karakterku di HEARTSTRING”.

Aku tak merespon lebih lanjut. Perutku sudah sangat keroncongan. Sebelum Jong Hyun hyung, menghabiskan semuanya, aku harus mulai makan.

“Ittera…bentar lagi kan Yong Hwa ulang tahun, kira-kira sekarang dia lagi kepengen apa ya?”, tanya Shin Hye noona.
“Ah!!!”, aku baru menyadari kalau ini sudah hampir penghujung Juni, “Hampir aja lupa..”.
“Oennie.. apa kau tahu, ulang tahunku 6 hari setelah ulang tahun Yong Hwa hyung?!”, Min Hyuk promosi. Apa dia berharap dapat kado juga?

“Hyung... sejak lama kepengen punya tanda tangan Bon Jovi”, tanggap Jong Hyun hyung.
“Aish… itu nyarinya susah… apa ga ada yang lebih terjangkau?”, noona terdengar sangat serius memikirkannya.
“Mwolla…. Dia sudah punya semuanya..”.

[Flashback end]
*****

Sekarang hampir tengah malam, tapi Shin Hye noona belum mau pulang dari dorm kami. Seharian ini kami sudah melakukan banyak hal. Mencuci sprei, main kartu, main PS, nonton film horror sambil ngemil es krim, maskeran dengan masker wajah berbagai warna yang dimiliki Min Hyuk dan sekarang ngobrol-ngobrol di ruang tamu.

“Kalian sering nongkrong bareng disini?”, tanya noona sambil mengunyah kripik ubi yang ia ambil dari toples di pelukanku.

“Biasanya tiap hari ngumpul disini. Tapi sejak Yong Hwa hyung dan Min Hyuk mulai syuting, aku dan Jung Shin lebih sering main di luar, nge-gym, nonton, atau belanja bareng”, jawab Jong Hyun hyung yang duduk di lantai.

“Hahahaha….”, noona menertawai kami, “Kyeopta….”.

“Jung Shin is my favorite pet :p”, candaan Jong Hyun hyung membuatku cemberut.

“Aishhhh….dasar om-om jenggotan!!!”, balasku mengejeknya, “Kau lihat noona, jenggotnya tumbuh panjang saat malam!”.

“Yah!!!”, Jong Hyun hyung kebakaran jenggot karena rahasia jenggotnya terbongkar. Noona yang duduk di sofa, langsung menunduk dan memperhatikan wajah Jong Hyun hyung dengan seksama, kemudian mulai tergelak lagi.

“Kau yoeja pertama yang tahu rahasia ini, oenni..”, sahut Min Hyuk yang duduk di samping Jong Hyun hyung.

“Jinjja?”, noona sedikit ternganga, “Kalo si Mimin, apa rahasianya Shin?”, dia mengarahkan pandangannya padaku.
“Min Hyukkie… dia itu ga bisa nonton film horror!”, ujarku.
“Kau sendiri takut naik pesawat!!!”, timpal Min Hyuk.
“Omo…. Cute banget!!! Hahahhaha… ”, noona makin puas menertawai kami, “Lalu Yong Hwa??”.

“Kalo hyung tidur, Dia akan menggulung badannya kayak bayi!”, ungkapku.
“Nooomu Kyeopta….”, komentar noona, “Aku ga nyangka kalian sangat terbuka padaku, gumapta…”, ia tersenyum.

“Kau sudah seperti teman kami sejak kecil, oenni.”.

Kalimat Min Hyuk persis seperti yang kurasakan. Kami seperti sudah mengenalnya bertahun-tahun.

Klek! Tiba-tiba pintu terbuka dan tampak Yong Hwa hyung datang dengan mengendap-endap. Dia mengintip dari balik tembok dan berbisik, “Ada manager hyung ga?”.
“Seharian ini dia ga datang, hyung”, jawabku.

Yong Hwa hyung nampak lega. Ia pun masuk ke dalam dan menyapa Shin Hye noona, “Ngapain kau kesini, Shin Hye-ah?”.
“Wae??? Emangnya ga boleh?!”, gerutu noona.
“Boleh koq! Kalian terusin aja yah… Aku mau tidur dulu. Capek sekali seharian ini…”.
Yong Hwa hyung pun berjalan lunglai ke kamarnya. Dia emang tampak lelah. Setelah hyung tidur, Shin Hye noona pun pamit pulang.

*****

Seo Hyun pov

I miss Korea….

Sebulan penuh berada di Jepang, sukses menelurkan album Girls’ Generation dengan single hits “Mr. Taxi”, dan juga sempat mampir beberapa hari di Paris untuk menggelar konser SM Town, akhirnya kini aku kembali ke kampung halamanku. SNSD dijadwalkan kembali aktif di Korea. Selain untuk mempromosikan single “Mr. Taxi” versi Korea, juga untuk mengerjakan album terbaru kami.

First thing to do after arriving at the dorm is……unpack our heavy luggages.


“Joo Hyun-ah…belanjaanmu banyak banget..!!”, Yoona unnie mengomentariku yang sejak tadi sibuk membongkar isi koperku yang diperuntukkan khusus buat oleh-oleh. Aku, Yoona unnie dan Tae Yon unnie membongkar barang-barang kami di ruang tamu, karena kamar kami penuh dengan koper-koper member lain.

“Dia kan beli itu semua untuk Yong Hwa oppa”, Tae Yeon unnie ikut menyahut.
“Aniyoooo…”, elakku, “Aku beli untuk semua orang. Untuk oemma, appa, Yong Hwa oppa, CN Blue brothers dan temen-temenku…”.

“Kau beli apa untuk CN Blue brothers?”, tanya Yoona unnie.
“Parfum dan Karikatur!”, aku memperlihat benda-benda yang ada di koperku padanya. Empat buah parfum cowok, dan sebuah pigura bergambar karikatur CN Blue yang nge-band di Menara Eiffel dan bertuliskan CN Blue conquered the world.

“Unik bangeeeetttt…”, Tae Yon unnie ikut melihat.

Yoona unnie tampak menekuk mukanya. “Waeyo unnie?”, tanyaku.
“Aku cuma beli miniatur menara Eiffel buat Jong Hyun… biasa banget ya?”, jawabnya.
“Kau membelikan Jong Hyun oppa oleh-oleh????”, aku heran.

“Yah! Masa kau tidak tahu dia sedang PDKT sama Jong Hyun?!”, ujar Tae Yon unnie.
“Tapi… sepertinya dia ga suka sama aku…”, muka Yoona unnie berlipat 17, “Kami sudah jarang chating-chatingan lagi. Apa dia sudah punya yoejachingu yaa?”, Yoona unnie melirikku.
“Belum unnie.... CN Blue brothers masih jomblo…”.
“Wah… berarti aku ada peluang sama Jung Shin…hehehe”, Tae Yeon unnie bercanda. Dia kan TTM-nya Yesung oppa!

“Tapi…. kenapa Jong Hyun sepertinya tidak suka aku ya???”, Yoona unnie muram.
“Mungkin dia cuma malu!”, aku berkata untuk menenangkannya.
“BTW…. Itu kotak apa?”, Tae Yeon unnie menunjuk kotak warna coklat tua yang aku ada di dalam koperku.
“Itu hadiah buat Yong Hwa oppa….”, Hyo Yeon unnie muncul dari kamar, “Jam tangan Louis Vuitton limited edition!!! Cuma ada 10 buah di Paris!!!”.

“Daebak!!!”, Tae Yeon dan Yoona unnie berseru.
“Besok oppa ulang tahun”, jawabku malu.

Ini ulang tahun pertama setelah kami benar-benar resmi berpacaran. Tahun lalu, saat masih di WGM, aku menghadiahinya buku cerita bergambar berjudul YongSeo Story dan cincin couple. Kini, saat aku menjadi yoejachingu-nya, aku harus memberinya kado yang lebih special lagi.

“Buropta…..”, timpal Tae Yeon unnie, “Aku juga pengen punya namjachingu!!!”.
“He-eh!!!”, Hyo Yeon dan Yoona unnie mengangguk-angguk.
“Joo Hyun-ah…”, Hyo Yeon unnie berkata, “Kau juga harus masak sup rumput laut dan bikin kue buat oppa!”.

“Tapi aku ga bisa unnie….”, aku memang sudah memikirkan hal ini, namun karena kemampuan masakku yang sangat terbatas, aku hanya berpikir untuk membeli saja kue tart untuknya.

“Serahkan sama unnie…pasti unnie bantu!”, Hyo Yeon unnie bersemangat. Yoona unnie dan Tae Yeon unnie cuma saling lirik-lirikan.
“Jinjjayo? Gomawoyo unnie...”, kataku seraya membungkukkan badanku.

*****

Keesokan Harinya…..

Aku sudah siap meninggalkan rumah dengan pakaian serba biru, bando bermotif bintang, dan membawa kantong besar berisi hadiah-hadiah spesialku untuk Yong Hwa oppa dan oleh-oleh untuk CN Blue brothers.

“Joo Hyun-ah…Mianhe…”, Hyo Yeon unnie yang mengantarku sampai depan pintu memasang wajah penuh penyesalan.
“Gwenchanayo unnie…”, aku mencoba tersenyum walaupun sebenarnya dalam hati aku sedikit kecewa karena tidak berhasil memasak sup rumput laut untuk oppa.
Hyo Yeon unnie yang mengaku bisa masak ternyata….


[Flashback]

“Tambahkan bubuk bawang putih sedikit”, perintah Hyo Yeon unnie.
“Sekarang, masukkan rumput lautnya, lalu setengah sendok makan lada, dua sendok teh garam dan potongan daun mint”.

Aku mengikuti instruksinya tanpa curiga sedikit pun. Aku hanya pernah memakannya, namun tidak pernah memasaknya sehingga aku sama sekali tidak tahu bahan-bahan apa saja yang harus ditambahkan selain rumput laut.

Setelah beberapa saat sup itu pun matang. Aku sudah bersiap memasukkannya ke dalam termos sampai…
“Bau menyengat apa ini???”, tanya Sunny unnie yang mampir ke dapur.
“Sup rumput laut”, jawabku polos.

Sunny unnie mengernyit. Kedua alisnya menyatu. Dia pun mencicipi sup itu sedikit.

“Omooo~”, ekspresi wajahnya aneh, lebih-lebih ekspresi Min Hyuk waktu makan Kimchi asin buatanku, “Rasanya ga jelas…. Ini sup rumput laut atau jamu???”.

“Eeeh..???”, Hyo Yeon unnie dan aku ikut mencicipinya. Dan perkataan unnie terbukti. Sup itu aneh! Tidak sama seperti buatan oemma. Rasanya pedas dan pahit di ujungnya, berbau campuran bawang putih dan mint, dan rumput lautnya masih keras.

“Kau masukkan apa saja sih, Joo Hyun?!”, Sunny unnie bertanya-tanya.
“Daun mint, bubuk bawang putih, lada, garam, semua yang diperintahkan Hyo Yeon unnie…”.

Dia cuma geleng-geleng kepala. Hyo Yeon unnie nampak bingung dan tidak percaya. Sepertinya… sup ini tidak layak dimakan manusia. It’s a total disaster!!!

[Flashback end]

Akhirnya sup yang kumasak pagi tadi itu pun ku buang ke tempat sampah. Dan aku hanya bisa membawakan oppa cupcake buatanku yang berantakan dan sedikit bantet.
“Unnie…aku pergi dulu yaaa…”, aku pamit pada Hyo Yeon unnie dan menuju dorm CN BLUE diantar manager oppa.

Sesampainya di lobby apartemen, aku menelpon Min Hyuk. Beberapa kali ku telpon tidak diangkat sampai ke-empat kalinya ku coba lagi barulah ada yang mengangkat telponku.

“Yobboseyo..”, kataku, “Min Hyuk-ah..”.
“Seo Hyun-ah… ini Jung Shin… Min Hyuk lagi keluar”, suaranya pelan seperti berbisik.
“Jung Shin-ah… aku ada di lobby…bisa tolong bantuin aku ga… bawaanku banyak nih!!!”, pintaku, “Oh..iya.. Yong Hwa oppa masih tidur kan?”.
“Ne~ Dia baru pulang syuting jam 5 pagi. Tunggu aku disitu ya”.

Jung Shin sampai 5 menit kemudian. Dia membawakan kantong berisi semua hadiahku untuk CN Blue brothers dan Yong Hwa oppa. Di dalam lift, kami pun berbincang-bincang.

“Kami juga udah nyiapin surprise buat hyung”, Jung Shin bercerita.
“Jinjja? Apa aku ganggu??”.
“Ani… ada kau malah lebih bagus!!! Hyung pasti gembira!”.

Pintu lift terbuka dan aku melihat Min Hyuk lewat. Aku reflex memanggilnya, “Min Hyuk-ah…”.

Min Hyuk menghampiri kami. Tapi dia tidak sendirian. Tampak sedikit tertinggal di belakang Min Hyuk, Jong Hyun oppa berjalan sambil membawa kue tart dengan hati-hati dan seorang yoeja cantik berambut pendek sedikit ikal sedang membawa panci. Itu kan…

“Oh… Annyeong haseyo.. Park Shin Hye imnida..”, yoeja itu membungkukkan badannya.
“Annyeong haseyo… Seo Hyun imnida…”, balasku.

Ternyata…. Yang dimaksud Jung Shin dengan “kami” tadi adalah CN Blue brothers plus Park Shin Hye unnie. Rasa getir hinggap di hatiku.

“Senang bertemu denganmu. Sebelumnya kita cuma berkenalan lewat telpon kan?!”, ujar Shin Hye unnie yang terlihat anggun dengan mini dress berwarna hitam dipadu aksesoris kalung dan gelang berwarna gold yang bling-bling. She looks magnificent and really pretty!

“Ye.. aku juga senang bertemu denganmu”.

Jung Shin, Min Hyuk dan Jong hyun tampak speechless. Mungkin kehadiranku disini tidak diharapkan!

“Kajja… kita harus siap-siap sebelum hyung bangun!”, Min Hyuk memecah suasana beku.
Kami pun masuk ke dalam dorm tanpa membuat suara sedikit pun. Begitu masuk di dalam, Shin Hye unnie dengan cekatan menata kue tart dan panci yang dibawa tadi di atas meja. Dia juga mengambil piring dan garpu, serta gelas dan jus dari dapur. Tak tampak kegamangan dalam tingkahnya. Ia seperti berada di rumahnya sendiri.
Sementara aku, hanya berdiri di ruang tamu, sambil menyembunyikan kantung bawaanku di sudut ruangan.

“Seo Hyun-ah…”, Jong Hyun oppa memanggilku dengan nada berbisik, “Tolong pasangkan lilinnya”.

Aku memasangkan lilin-lilin kecil di atas kue cantik bertuliskan : Happy 23rd B-day Yong Hwa. Setelah aku selesai, Jong Hyun oppa menyulut lilin itu dengan korek api. Min Hyuk dan Jung Shin ke kamar untuk mengambil terompet.

Shin Hye unnie membuka tutup pancinya dan bau harum pun tercium. Aku menjulurkan kepalaku untuk melihat isinya. Itu sup rumput laut yang selalu di hadirkan setiap acara ulang tahun di Korea!

“Ini masakanku sendiri…”, timpal Shin Hye unnie pelan.
Aku merasa seperti terjatuh dari tebing yang sangat tinggi menuju jurang yang sangat dalam. Dia bisa memasaknya dengan bau seenak itu, sedangkan aku…membuatnya terasa seperti jamu.

“Kalian sudah siap..?”, Jung Shin memberi aba-aba.
Kami mengendap-endap masuk ke dalam kamar Yong Hwa oppa yang gelap. Semua gordennya tertutup dan ia tampak tidur meringkuk di atas kasur.
Min Hyuk menghidupkan lampu kamar. Yong Hwa oppa nampak mengerutkan kelopak matanya. Kemudian….

PRREEEEETTTTTTT…!!!!!!!! Suara terompet Jung Shin yang membahana membangunkannya. Kami pun bertepuk tangan dan mulai bernyanyi:

Saengil Chukahamnida…
Saengil Chukahamnida…
Uri Saranghaeneun Yong Hwa…
Saengil Chukahamnida…


Suara tepuk tangan menyambutnya. Kue tart yang dipegang oleh Shin Hye unnie disodorkan ke hadapan Yong Hwa oppa.

“Aiiisshhh…. Jinjja..”, seru Yong Hwa oppa dengan mata merah karena terbangun dengan paksa.
“Make a wish…”, ujar Shin Hye unnie.

Yong Hwa menutup matanya sejenak, membuat permohonan, kemudian meniup lilin ulang tahunnya. Kami menyambutnya dengan riuh tepuk tangan.

“Saengil Chukae…”, Shin Hye unnie memberi oppa ucapan pertama kali dan aku cuma bisa diam. Lalu CN Blue brothers pun bergantian memeluknya dan memberinya ucapan selamat.

Mata Yong hwa oppa melirikku. Aku pun maju mendekatinya dan mengucapkan selamat padanya, “Saengil Chukahamnida, oppa ^^”.
Dia tersenyum dan berkata, “Gomawo Hyun-ah”.

“Potong kuenya…potong kuenya…potong kuenya sekarang juga…sekarang juga… sekarang juga…”, CN Blue brothers berseru.

“Ayo kita potong kuenya di depan!”, Shin Hye unnie menarik tangan Yong Hwa oppa.

Yoeja itu….beraninya dia melakukannya di depanku? Padahal dia tahu aku ini yoejachinggunya Yong Hwa oppa. Aku hanya ngedumel sendiri.

“Seo Hyun-ah.. Kajja..!”, Min Hyuk membuyarkan pikiranku.

Kami berkumpul mengelilingi meja di ruang tamu yang di atasnya sudah tertata makanan dan hadiah dari Shin Hye unnie.

“Igo…”, Shin Hye unnie memberi oppa kantung kecil berwarna silver. Oppa pun membukanya dan mengeluarkan isinya.

“Owaaa~…..”, Yong Hwa nampak benar-benar terpana pada hadiah itu. Sebuah CD album lawas Bon Jovi yang bertanda tangan asli. Hadiah yang sangat sempurna untuk Yong Hwa oppa yang sudah mengidolakan penyanyi legendaries ini sejak ia masih SD.

“Shin Hye-ah… DAEBAK!!!!”, Yong Hwa oppa kelihatan gembira sekali, “Bagaimana kau tahu…?”.
“Dengan sedikit sogokan pada dongsaeng-mu”, jawab Shin Hye unnie bangga, “Kau suka?”.
“SANGAT!!!!”, oppa tersenyum lebar, “Gomawo Shin Hye-ah…”.
“Hihi… kau harus menjaganya baik-baik. Aku mendapatkannya dengan susah payah!”.

Shin Hye unnie sepertinya sangat mengenal oppa. Dia tahu apa hal yang paling oppa inginkan.

“Dan ini dari kami bertiga…”, Jong Hyun oppa memberikan sebuah komputer tablet untuknya.
“Gumapta chingudeul. Aku benar-benar lagi butuh benda ini sekarang…”, Yong Hwa oppa tambah terharu.

“Nah…Sekarang potong kue dan makan sup rumput lautnya, ini semua masakanku...”, kata Shin Hye.
“Oenni…kami kan juga bantuin bikin kue…”, Min Hyuk menimpali.
“Iya-iya… Ayo cicipi kue buatan KAMI”.

Keberadaanku seperti tidak nampak disana. Shin Hye unnie seperti sudah mengambil peranku sebagai yoejachingunya. Malah mungkin seperti istrinya. Sehingga aku tak tahu lagi harus melakukan apa.

“Seo Hyun-ah… koq diem aja sih?”, tanya Jung Shin.

Semua orang langsung menatapku. “Ani..ani...”, jawabku kikuk, “Ayo oppa… potong kuenya!”.

Oppa memotong kue tart cantik itu dan memberikan 1st cake padaku. CN Blue brothers dan Shin Hye unnie bertepuk tangan dan mengggoda kami, tapi aku sama sekali tidak merasa senang.

Acara selanjutnya, makan-makan. Sup rumput laut itu dipuji habis-habisan oleh Yong Hwa oppa. Aku makin drop mendengarnya. Aku benar-benar kalah telak darinya.
Dia cantik dan mempesona, pandai memasak, berteman akrab dengan dongsaeng-nya Yong Hwa oppa, dan tahu semua hal yang disukai Yong Hwa oppa. She’s a perfect girlfriend for him!

“Ittera… makasih banyak ya… kalian masih mengingat hari ini dan bahkan menyiapkan semua hal istimewa ini untukku… I love u guys”.
“Haaaa…so sweat…”, CN Blue member berpelukan, lalu Shin Hye unnie pun ikut-ikutan memeluk mereka. Aku? Tentu saja aku tidak. Itu tidak nyaman untukku.

“Ah…sekarang aku ngantuk!”, Shin Hye unnie menguap dengan mulut ditutupi tangan, “Pulang syuting langsung masak dan bahkan berdandan untukmu, tapi… aish…kau bahkan tidak memujiku! Dasar lamban!!!”, ia menjitak kepala Yong hwa oppa dengan sendok sup.

“Aish… orang normal mana ada yang mampu melihat kecantikanmu”, oppa menggodanya, “hehehe… karena kau terlalu cantik dan menyilaukan!!”.

G-O-M-B-A-L!!!!!!!!!! Kupingku panas mendengarnya! Rasanya mau muntah!!

“no~mu yeppoda”, para dongsaeng ikut menambahi.

Senyum di wajah Shin Hye unnie mengembang lebar.“Good Boys!!! Tapi… sebenarnya aku dandan kayak gini karena aku ada janji sama managerku.”, ia melihat jam di tangan kirinya lalu, “Ah…it’s almost the time… Ittera, aku pulang dulu yah?!”.

“Jigeum??? Kau kan baru sebentar disini”, Yong Hwa oppa seakan ga mau dia pergi.
“Yah! Kalau aku tidak bekerja gara-gara managerku ngamuk, apa kau mau menghidupiku???”, ujar Shin Hye unnie membuat CN Blue tertawa-tawa.

Itu kan ga lucu! Mungkin mereka menganggapnya bercanda, tapi menurutku dia bersungguh-sungguh saat mengatakannya.

“Seo Hyun-ssi…”, Shin Hye unnie mengarahkan pandangannya padaku, “Mianheyo… karena aku ikutan nyempil disini”.
“Aniyo unnie…”, kataku canggung.

Aku menggigit bibir. Sebenarnya akulah yang harus mengatakan hal itu, bukan kau unnie.

“Ittera…Aku permisi dulu yah…!!”, dia berdiri, “Mimin…. Anterin oenni dong!”.
Min Hyuk pun ikut berdiri dan ikut bersamanya meninggalkan dorm. Setelah dia pulang, aku sedikit bernafas lega. Setidaknya kecanggunganku sudah sangat berkurang.

“Dia tetangga baru kami”, papar Yong Hwa oppa, “Dia pindah ke apartemen ini sekitar sebulan lalu, karena itu dia sering main kesini”.
“Jinjja? Pantesan kalian kelihatan akrab banget”, ujarku dengan nada semangat yang dibuat-buat.
“Noona lebih mirip sahabat sesama namja daripada tetangga”, komentar Jung Shin.
“Geurae… dia kelihatan seperti yoeja cuma pas lagi masak!”, Jong Hyun oppa ikut berkicau.
“Asli! Dia emang tomboy dan mudah akrab dengan siapa saja”, Yong Hwa oppa menambahi, “Dia itu punya perpaduan kepribadian kami… Cekatan dan pinter masak kayak Jung Shin, Tidak punya malu dan suka makan kayak Jong Hyun, juga Cantik dan terawat seperti Min Hyuk”.
“Kau lupa satu hal hyung!”, sela Jung Shin, “Dia juga jahil dan choding sepertimu!!!”.

Mereka tertawa-tawa sementara aku hanya bisa tersenyum getir. Aaah…. Kenapa dia bisa se-perfect itu?????????

*****
-tbc-

Kamis, 10 November 2011

[FANFIC] FIRST LOVE NEVER RUNS SMOOTH Chapter 4


Genre: Romance geje

Length: Chaptered

Main Cast:
Jung Yong Hwa CN BLUE
Seo Joo Hyun SNSD

Others:
Park Shin Hye, Jung Mo TRAX, , Lee jong Hyun, Kang Min Hyuk, Lee Jung Shin, SNSD dan Super Junior members.

Disclaimer: cerita ini 100% hasil imajinasi author sendiri dan karakternya hanya milik Tuhan :p

Note: Timelinenya geje ga sama dengan kenyataanya :p
-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

Seo Hyun pov

Sudah hampir tiga minggu aku dan Yong Hwa oppa loose contact. Setelah kepulanganku dari Korea, dia pernah beberapa kali SMS minta maaf dan memberi tahu kalau dramanya sudah tayang. Aku tidak pernah punya kesempatan untuk membalas SMSnya karena schedule yang benar-benar padat. Mungkin itu penyebab ia tidak lagi mengirimiku SMS.

Ini semua memang salahku…..

[Flashback]

“PARIS???”, Yong Hwa melepaskan genggaman tangannya padaku.

“Aku ga akan macem-macem oppa! Aku cuma nyanyi disana!”, Aku bersikukuh. Tentu saja, karena tidak ada hal lain yang ada di pikiranku selain melakukan pekerjaanku. Tidak pernah sekalipun terbersit dalam niatku untuk menghianatinya dan bersenang-senang dengan namja lain.

“Mwolla Hyun-ah….”, katanya lemah.

“Oppa… jangan kekanak-kanakan gitu dong!!!”.

Aku paling benci sifatnya yang pencemburu. Terutama bila menyangkut Jung Mo oppa dan Kyu Hyun oppa. Dia bisa ngambek lama banget bahkan cuma gara-gara aku ngobrol bersama mereka.

“Aaarrghhh…”, dia berkata dengan nada tinggi dan langsung pergi meninggalkanku.
Aku berusaha keras mengejarnya.

“Oppa…!!!! Tunggu…!!!!”, aku berteriak-teriak memanggilnya kembali.
Aku ga mau masalah ini berlarut-larut dan mengganggu pekerjaan kami yang sedang padat-padatnya ini.

“Oppaaaaaaa~….!!!”.

Bruuugggg!!! Aku terjerembab ke lantai. Berlari dengan heels 12 cm membuatku tersungkur dan keseleo. Kakiku sakit sekali sampai-sampai tidak bisa digerakkan.

“Op…”, aku melihat Yong Hwa oppa keluar dari gedung SM Entertainment dan akhirnya menghilang. Mungkin dia sudah pergi dengan mobilnya.

Aku hanya tertunduk lesu. Tak bisa bergerak dan hanya bisa menitikkan air mata.
“Seo Hyun-ah… gwenchana?”, muncul sosok Jung Mo oppa dari belakangku,”Apa yang terjadi?”.

“Gwenchanayo, oppa. Mungkin ini karena sepatunya masih baru.”, jawabku bohong.

“Kau ini….”, dahinya berkerut dan wajahnya memasang mode panic, “Kau harus lebih hati-hati”.

Jung Mo oppa menarik tanganku dan memapahku ke kursi terdekat.
“Mana yang sakit?”, dia berlutut di depanku.
“Aniyo oppa…”.

Dia tiba-tiba melepaskan sepatuku. Aku merasa canggung. “Jangan oppa!! Aku ga enak….”.

Tapi dia terus mengurut kakiku. Pelan-pelan rasa sakitnya pun perlahan berkurang.
“Feel better?”, dia bertanya sambil memandang ke arahku.

Aku hanya mengangguk kemudian diam seribu bahasa. Aku memang tidak terlalu pandai berbicara dengan lawan jenis. Apalagi pada seseorang yang lebih tua seperti Jung Mo oppa. Jika dia tidak memulai pembicaraan lebih dahulu, aku tidak akan berani ngobrol dengannya.

Yong Hwa oppa adalah satu-satunya namja yang dekat dan nyaman buatku. Dengannya aku bisa bicara apa saja walaupun kami perlu proses panjang untuk sampai ke tahap ini. Perlu kebersamaan selama setahun, barulah aku benar-benar membuka diri padanya. Sampai akhirnya aku menyadari aku jatuh cinta padanya.

“Joo Hyun-ah!!!!”, Tiffany unnie menghampiriku yang masih diem-dieman dengan Jung Mo oppa, “Dicariin dari tadi! Kemana aja sih?”.
“Tiffany-ssi… Seo Hyun tadi jatuh dan kakinya terkilir…”, Jung Mo oppa yang menjelaskan.
“MWO??? Kau tidak jadi bertemu Yong Hwa oppa?”, tanya Tiffany unnie.

Aku tidak nyaman menjawabnya dengan Jung Mo oppa disini. Maka aku hanya diam dan kemudian mengalihkan pembicaraan.
“Ada apa unnie, kau mencariku?”.
“Ooooh… itu… kita ada rapat sekarang sama Director”, jawab Tiffanny unnie sambil menarik tanganku, “Kajja!!!”.

Aku berjalan tertatih-tatih dibantu Tiffany unnie meninggalkan Jung Mo oppa yang hanya kuberi senyuman. Diam-diam aku melirik pintu masuk, berharap Yong Hwa oppa kembali dan menemuiku. Tapi…. sepertinya ia tidak akan datang lagi…

[Flasback end]


Di sela-sela waktu senggangku, aku selalu curi-curi kesempatan untuk menonton HEARTSTRING, drama terbaru Yong Hwa oppa. Aku meminta bantuan asisten managerku untuk mendownload setiap episodenya untukku.

Seperti saat ini, waktu tidurku kugunakan untuk menontonnya. Dan hal yang sama selalu terjadi, aku akan menangis setiap kali melihat adegan Yong Hwa oppa bersama Park Shin Hye unnie. Mereka tampak begitu serasi dan natural.

Hari ini episode yang paling menguras air mataku. Lee Shin (Yong Hwa oppa) dan Lee Gyu Won (Park Shin Hye unnie) jadian.
“Yah! Mengapa tanganmu menabrak-nabrak tanganku?”, ujar Lee Shin saat ia dan Gyu Won jalan berdampingan.
“Oooh”, sesal Gyu Won.
“Ka.. seharusnya kita berjalan sambil berpegangan tangan”. Lee Shin mengenggam tangan Gyu Won dan menuntunnya ke toko es krim. Air mataku meleleh menontonnya.

Kemudian Lee Shin dan Gyu Won berduaan di taman. Mereka duduk di bangku taman yang indah. Gyu Won tak bisa berhenti menatap wajah Lee Shin saat dia memperdengarkan lagu gubahannya dari Ipad. Air mataku makin deras.

Gyu Won datang ke bar tempat band nya Lee Shin bekerja. Saat menyadari kekasihnya datang, Lee Shin menyanyikan lagu special untuk Gyu Won. Lalu ia memanggil Gyu Won dengan isyarat tangan. Gyu Won mendekat dan…… Lee Shin pun mencium bibirnya. Tangisku menderu-deru. Aku menutup mulutku dengan bantal agar unnie-unnie ku tidak terbangun oleh suara jerit tangisku.

“Oppa…..”, rasanya seperti dikuliti, periiiiiiiiih sekali saat melihat adegan itu. Aku tak sanggup membahasakan perasaanku yang hancur lebur ini. Aku hanya menangis dan terus menangis tanpa henti.

Dengan tangan yang gemetar, aku mendial nomornya di HP ku. Aku pun masuk ke kamar mandi supaya unnie tidak merasa terganggu dengan suaraku.

“Yobboseyo….”, Suara yang teramat sangat kurindukan mengalun merdu.
“Op….”, aku tak mampu meneruskan kalimatku. Hanya suara isak tangisku yang ia dengar.
“Hyun-ah….”, suaranya pelan, “Kenapa kau menangis?”.

Aku hanya terus terisak, kata-kata yang ingin aku ucapkan terasa tercekat di tenggorokanku.
“Hyun-ah… mianhe…”, katanya pelan sekali. Dan sayup-sayup kudengar ia juga menangis. Hatiku tersentuh mendengar tangisnya.

“Oppa…. A-ku-non-ton-dra-ma-mu…”, kataku terbata-bata,”Kau dan Park Shin Hye unnie…..”, tangisku pecah lagi.

“Jagiya…”, ia memanggilku sayang, bahkan setelah kejadian belakangan ini,”Mianhe…”.
Suaranya hilang sejenak namun kembali lagi bersama suara petikan gitar. Ia bernyanyi untukku dengan suara parau diselingi sedikit tangis.



Geuriwo geuriwoso Geudega geuriwoso
Neil nan honjasoman Geudereul bureugo bullobwayo
bogopa bogopaseo geudaega bogopaseo
ije nan seupgwancheoreom geudae ireumman bureuneyo
oneuldo


(Miss you, miss you so much, because I miss you so much
Everyday all by myself, calling and calling you
Want to see you, want to see you, because I want to see you so much
Now it’s like I have this habit, keep calling out your name
It’s the same today)


saranghae saranghaeyo geudaereul saranghaeyo
maljocha motagoseo geudaereul geureoke bonaenneyo
mianhae mianhaeyo naemari deullinayo
dwineuseun nae gobaegeul geudaen deureul su isseulkkayo
saranghaeyo


(Love you, love you, I love you
I hadn’t even spoken the words, I just let you go
Sorry, sorry, do you hear my words
My late confession, can you hear it
I love you)


“Lagu ini kuciptakan saat aku sangat merindukanmu, Seo Hyun-ah”, dia berkata, “Because I miss You (Seo Hyun-ah)"

“Jinjjaya?”. Tangisku mereda. Lagu tadi menghangatkan hatiku.
“Jinjja..jinjja..jinjja…”, ia berkata dengan penuh penekanan,”I miss you, jagiya…”
“I miss you too, oppa”.
“Apa kau punya waktu besok?”, tanya oppa,”Aku akan menyusulmu ke Jepang”.

*****

Yong Hwa pov

“Nippon… Konnichiwa….!!!!”, aku berteriak ke udara.

Kakiku kini menginjak tanah Jepang. Sekarang jam di bandara menunjukkan pukul 3 sore. Beberapa jam lalu aku masih bersitegang dengan Managerku di Korea yang tidak mengizinkanku pergi. Namun akhirnya aku berhasil kabur dengan samaran berupa wig gimbal modal pinjem sama Jung Shin, Kacamata hitam, Kemeja pantai biru dan Celana 7/8 berwarna coklat muda. Penampilanku sudah kayak turis-turis Bali. Untung ini sudah masuk musim panas!

Aku yang jadi backpacker dadakan, buru-buru naik taksi menuju ke salah satu distrik di Tokyo, Roponggi. Di salah satu coffee shop disana, aku dan Seo Hyun janjian ketemu.

“Konnichiwa… mau pesan apa, tuan?”, seorang waitress memberikanku daftar menu.
“Cappucino dan….”, aku melihat-lihat gambar di menu, “Donat”.
Gadis belia berkostum khas pelayan cantik dan imut layaknya dalam manga Jepang pergi mengambilkan pesananku.

Aku tersenyum-senyum membayangkan apa yang akan terjadi beberapa saat lagi ketika Seo Hyun ada disini. Aku memeluk backpack ku erat-erat sambil menikmati pemandangan jalan Roponggi yang ramai dengan orang-orang berpakaian keren.

Kini aku sudah menghabiskan 2 buah donat dan cappuccino-ku hanya tinggal setengah dengan busa yang sudah menghilang semua. Aku mulai dihinggapi rasa bosan.
Aku melihat jam tanganku lagi. Jam 5. Sudah sejam sejak aku sampai disini, dan seharusnya Seo Hyun sudah disini 30 menit yang lalu. Tapi sampai sekarang, batang hidungnya belum kelihatan juga.

Baru saja hendak menelponnya, tiba-tiba ia datang berlarian ke mejaku. Tapi koq di belakangnya ada yang ngikutin sih?
“Annyeong Haseyo,” dia menyapaku dengan nafas ngos-ngosan, “Mianheyo oppa… aku telat”.

Aku hanya menanggapinya dengan isyarat oke dengan tangan. Aku lebih tertarik dengan dua orang yoeja berkacamata hitam yang datang bersamanya. Bukankah itu Tae Yon dan Yoona?

“Chusuhamnida…”, kata Yoona sambil membungkuk lemah.
“Kami ga akan ganggu koq!!”, sela Tae Yon, “Annyeong….”.

Tae Yon pun menarik Yoona menjauhi kami. Mereka duduk di meja pojokan. Memberikan privasi bagi kami berdua.
“Mianheyo oppa… kami pura-pura mau pergi belanja bulanan supaya ga dimarahi”, Seo Hyun memaparkan alasan mengapa mereka datang bertiga.
“Ani…”, jawabku seraya bangkit dan menarikkan kursi untuknya, “Anja!”.

Kami duduk berhadapan dan saling mengembangkan senyuman. Aku bisa serta- merta melupakan masalah diantara kami hanya dengan melihat senyumnya yang polos dan tulus ini.
“Aku juga minggat dari dorm”, ujarku, “dengan kostum begini!”.
Mata Seo Hyun mentapku dari atas ke bawah lalu terbahak-bahak.
“Mwoya? Kau mau ke pantai oppa?”, katanya diselingi tawa, “Ini Tokyo… bukan Hokkaido…”.

Aku pun ikut menertawai kekonyolanku sendiri.
“Hyun-ah…”, aku menatapnya dengan serius, “Aku punya sesuatu untukmu”.
“Mwo?”.

Aku membuka backpack yang sedari tadi ku peluk erat-erat dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru dongker yang diberi pita berwarna pink.
“Nah…”, kuserahkan hadiah itu untuknya.

*****

Seo Hyun pov

“Nah…”, Yong Hwa oppa menyodorkan sebuah kotak kecil yang diikat dengan pita cantik berwarna pink padaku.

Aku mengambilnya, “Ini apa, oppa?”.
“Hadiah”, jawabnya, “Bukalah!”.

Aku melepaskan ikatannya kemudian membukanya.
Jeng….jeeeeeeeng…. dua buah cincin couple bertengger di dalamnya. Aku syok setengah mati.

Oppa memberiku cincin? I mean, the real couple rings? Bukan gara-gara tuntutan acara seperti yang kami lakukan di WGM?

“Motif cincin ini disebut eternity ring, menunjukkan bahwa pasangan yang memakai cincin dengan motif ini memiliki harapan untuk bersama selamanya hingga mencapai keabadian…”, oppa mengambil satu cincin dan memperlihatkannya padaku, “dan aku memesan kode ini hanya untukmu…”.

Di balik cincin itu tertulis “Tashita”. Aku baru pertama kali mendengar kata yang jelas bukan bahasa Korea itu. Apa itu bahasa India ya?

“Tashita???”, tanyaku.
“Watashi no Anata….”, jawabnya lembut, “Di Jepang, setiap pasangan suami istri akan memanggil pasangannya dengan: Anata. Yang kupikirkan saat membuatnya hanyalah… aku ingin menegaskan kalau kau Seo Joo Hyun yang bodoh… hanyalah milikku”.

Jawabannya membuatku tersentuh. Omaiya…. Mataku panas. Air mataku meleleh.
Dia meraih tanganku dan memasangkan cincin itu di jari manis kiri ku. Tapi….

“Cincinnya kegedean oppa…”, tangisku berubah jadi tawa.
Buyarlah sudah suasana romantis tadi. Yong Hwa oppa cuma garuk-garuk kepala.

“Pabbo!!”, dia mengutuk dirinya sendiri dan menjambak-jambak rambutnya.
“Hihi…”, aku menyeringai, “Ini muatnya di telunjuk oppa!”.
“Aish…Aaaishhh…”, ia masih menyesalinya, “Gwenchana..!! Dengan begini paparazzi tidak akan terlalu curiga…”.
“Geurae…”, kataku sambil mengangguk-anggukkan kepala, “Lalu yang satu ini?”.

Aku mengambil sebuah cincin lagi di dalam kotak itu dan membaca ukirannya : “Naya”.
Naye Jagiya”, oppa menimpali, “Kau tahu artinya Seo Joo Hyun..?!!”, ia setengah berteriak.
“Bodoh!!!”, jawabku sambil menjulurkan lidar kearahnya.
“Yah!”, dia pura-pura akan memarahiku namun..”Pakaikan!”. Ia menyodorkan tangannya ke depanku.
“Ini juga ga muat di tanganmu, oppa… haha..”, kami kembali tergelak gara-gara insiden cincin. Akhirnya ia pun harus memakai cincin itu di telunjuk kirinya. :D

******

Author pov

Dari café, Yong Hwa mengajak Seo Hyun berkeliling Roponggi. Tae Yon dan Yoona nunggu di warung Takoyaki di pinggir jalan, tak jauh dari café. Lagi-lagi karena tidak mau mengganggu YongSeo Couple yang masih ingin menikmati honeymoon, duet ini harus menyingkir dan membiarkan mereka bersama. :p

Yong Hwa menggandeng tangan Seo Hyun sambil berjalan-jalan menikmati pemandangan malam hingga sampai ke sebuah taman dengan air mancur bercahaya yang sangat indah.
Mereka duduk di bangku yang menghadap langsung ke arah air mancur masih dengan berpegangan tangan. Cahaya-cahaya lembut dengan suara gemericik air kembali menghadirkan suasana romantis ke tengah mereka.

“Hyun-ah….”, Yong Hwa berkata sambil menundukkan wajahnya, “Maafin aku yah… karena selalu menujukkan sifat kekanak-kanakanku padamu..”.
Tak mau merusak suasana, Yong Hwa mulai membicarakan masalah yang sempat merenggangkan hubungan mereka dengan hati-hati.

“Aniyo oppa…maafin aku juga yah yang ga bisa jadi yoejachingu yang selalu ada untukmu”.
“Ha! Kau pasti kangen banget sama aku, Seo Joo Hyun!”, Yong Hwa PD.
“Hm… aku ga seperti ‘seseorang’ yang sampai membuat lagu karena tersiksa oleh rasa kangen”, Seo Hyun melirik Yong Hwa.
Yong Hwa menyentil lengan pacarnya sedikit. “Eeeiiiyy…”.

“Hyun-ah…”, tiba-tiba Yong Hwa menatap mata Seo Hyun dalam, “Saranghae….”.
Ia pun merapatkan wajahnya pada wajah Seo Hyun. Jarak mereka makin dekat dan dekat membuat ritme detakan jantung keduanya mendadak cepat.

Yong Hwa memegang kedua pipi Seo Hyun kemudian mengecup bibir Seo Hyun. Mereka hanyut dalam ciuman yang hangat di bawah cahaya bintang dan suara rinai-rinai air mancur, menumpahkan segala rasa sayang dan rindu yang mereka tahan-tahan selama ini.
Yong Hwa mengakhirinya dengan kecupan manis di pipi Seo Hyun. Dan mereka pun tersenyum.

“Itu untuk melampiaskan rasa kangen yang kemarin…..”, kata Yong Hwa nakal, “Karena kita akan berpisah lagi, jadinya………….”.

Yong Hwa mencoba merapatkan wajahnya lagi, tapi Seo Hyun mendorongnya karena malu. Wajah Seo Hyun kini sudah semerah tomat.

“Pabbo!!!”, Yong Hwa mengerling padanya.
“Ayo pulang Seo Joo Hyun… pesawatku jam 10”.

Mereka pun kembali ke warung Takoyaki, menjemput unniedeul yang mungkin udah lumutan nungguin mereka atau malah udah mirip sama gurita gara-gara kebanyakan makan Takoyaki. :p
*****

-tbc-