blogger indonesia

Hello! Myspace Comments



Kamis, 10 November 2011

[FANFIC] FIRST LOVE NEVER RUNS SMOOTH Chapter 4


Genre: Romance geje

Length: Chaptered

Main Cast:
Jung Yong Hwa CN BLUE
Seo Joo Hyun SNSD

Others:
Park Shin Hye, Jung Mo TRAX, , Lee jong Hyun, Kang Min Hyuk, Lee Jung Shin, SNSD dan Super Junior members.

Disclaimer: cerita ini 100% hasil imajinasi author sendiri dan karakternya hanya milik Tuhan :p

Note: Timelinenya geje ga sama dengan kenyataanya :p
-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

Seo Hyun pov

Sudah hampir tiga minggu aku dan Yong Hwa oppa loose contact. Setelah kepulanganku dari Korea, dia pernah beberapa kali SMS minta maaf dan memberi tahu kalau dramanya sudah tayang. Aku tidak pernah punya kesempatan untuk membalas SMSnya karena schedule yang benar-benar padat. Mungkin itu penyebab ia tidak lagi mengirimiku SMS.

Ini semua memang salahku…..

[Flashback]

“PARIS???”, Yong Hwa melepaskan genggaman tangannya padaku.

“Aku ga akan macem-macem oppa! Aku cuma nyanyi disana!”, Aku bersikukuh. Tentu saja, karena tidak ada hal lain yang ada di pikiranku selain melakukan pekerjaanku. Tidak pernah sekalipun terbersit dalam niatku untuk menghianatinya dan bersenang-senang dengan namja lain.

“Mwolla Hyun-ah….”, katanya lemah.

“Oppa… jangan kekanak-kanakan gitu dong!!!”.

Aku paling benci sifatnya yang pencemburu. Terutama bila menyangkut Jung Mo oppa dan Kyu Hyun oppa. Dia bisa ngambek lama banget bahkan cuma gara-gara aku ngobrol bersama mereka.

“Aaarrghhh…”, dia berkata dengan nada tinggi dan langsung pergi meninggalkanku.
Aku berusaha keras mengejarnya.

“Oppa…!!!! Tunggu…!!!!”, aku berteriak-teriak memanggilnya kembali.
Aku ga mau masalah ini berlarut-larut dan mengganggu pekerjaan kami yang sedang padat-padatnya ini.

“Oppaaaaaaa~….!!!”.

Bruuugggg!!! Aku terjerembab ke lantai. Berlari dengan heels 12 cm membuatku tersungkur dan keseleo. Kakiku sakit sekali sampai-sampai tidak bisa digerakkan.

“Op…”, aku melihat Yong Hwa oppa keluar dari gedung SM Entertainment dan akhirnya menghilang. Mungkin dia sudah pergi dengan mobilnya.

Aku hanya tertunduk lesu. Tak bisa bergerak dan hanya bisa menitikkan air mata.
“Seo Hyun-ah… gwenchana?”, muncul sosok Jung Mo oppa dari belakangku,”Apa yang terjadi?”.

“Gwenchanayo, oppa. Mungkin ini karena sepatunya masih baru.”, jawabku bohong.

“Kau ini….”, dahinya berkerut dan wajahnya memasang mode panic, “Kau harus lebih hati-hati”.

Jung Mo oppa menarik tanganku dan memapahku ke kursi terdekat.
“Mana yang sakit?”, dia berlutut di depanku.
“Aniyo oppa…”.

Dia tiba-tiba melepaskan sepatuku. Aku merasa canggung. “Jangan oppa!! Aku ga enak….”.

Tapi dia terus mengurut kakiku. Pelan-pelan rasa sakitnya pun perlahan berkurang.
“Feel better?”, dia bertanya sambil memandang ke arahku.

Aku hanya mengangguk kemudian diam seribu bahasa. Aku memang tidak terlalu pandai berbicara dengan lawan jenis. Apalagi pada seseorang yang lebih tua seperti Jung Mo oppa. Jika dia tidak memulai pembicaraan lebih dahulu, aku tidak akan berani ngobrol dengannya.

Yong Hwa oppa adalah satu-satunya namja yang dekat dan nyaman buatku. Dengannya aku bisa bicara apa saja walaupun kami perlu proses panjang untuk sampai ke tahap ini. Perlu kebersamaan selama setahun, barulah aku benar-benar membuka diri padanya. Sampai akhirnya aku menyadari aku jatuh cinta padanya.

“Joo Hyun-ah!!!!”, Tiffany unnie menghampiriku yang masih diem-dieman dengan Jung Mo oppa, “Dicariin dari tadi! Kemana aja sih?”.
“Tiffany-ssi… Seo Hyun tadi jatuh dan kakinya terkilir…”, Jung Mo oppa yang menjelaskan.
“MWO??? Kau tidak jadi bertemu Yong Hwa oppa?”, tanya Tiffany unnie.

Aku tidak nyaman menjawabnya dengan Jung Mo oppa disini. Maka aku hanya diam dan kemudian mengalihkan pembicaraan.
“Ada apa unnie, kau mencariku?”.
“Ooooh… itu… kita ada rapat sekarang sama Director”, jawab Tiffanny unnie sambil menarik tanganku, “Kajja!!!”.

Aku berjalan tertatih-tatih dibantu Tiffany unnie meninggalkan Jung Mo oppa yang hanya kuberi senyuman. Diam-diam aku melirik pintu masuk, berharap Yong Hwa oppa kembali dan menemuiku. Tapi…. sepertinya ia tidak akan datang lagi…

[Flasback end]


Di sela-sela waktu senggangku, aku selalu curi-curi kesempatan untuk menonton HEARTSTRING, drama terbaru Yong Hwa oppa. Aku meminta bantuan asisten managerku untuk mendownload setiap episodenya untukku.

Seperti saat ini, waktu tidurku kugunakan untuk menontonnya. Dan hal yang sama selalu terjadi, aku akan menangis setiap kali melihat adegan Yong Hwa oppa bersama Park Shin Hye unnie. Mereka tampak begitu serasi dan natural.

Hari ini episode yang paling menguras air mataku. Lee Shin (Yong Hwa oppa) dan Lee Gyu Won (Park Shin Hye unnie) jadian.
“Yah! Mengapa tanganmu menabrak-nabrak tanganku?”, ujar Lee Shin saat ia dan Gyu Won jalan berdampingan.
“Oooh”, sesal Gyu Won.
“Ka.. seharusnya kita berjalan sambil berpegangan tangan”. Lee Shin mengenggam tangan Gyu Won dan menuntunnya ke toko es krim. Air mataku meleleh menontonnya.

Kemudian Lee Shin dan Gyu Won berduaan di taman. Mereka duduk di bangku taman yang indah. Gyu Won tak bisa berhenti menatap wajah Lee Shin saat dia memperdengarkan lagu gubahannya dari Ipad. Air mataku makin deras.

Gyu Won datang ke bar tempat band nya Lee Shin bekerja. Saat menyadari kekasihnya datang, Lee Shin menyanyikan lagu special untuk Gyu Won. Lalu ia memanggil Gyu Won dengan isyarat tangan. Gyu Won mendekat dan…… Lee Shin pun mencium bibirnya. Tangisku menderu-deru. Aku menutup mulutku dengan bantal agar unnie-unnie ku tidak terbangun oleh suara jerit tangisku.

“Oppa…..”, rasanya seperti dikuliti, periiiiiiiiih sekali saat melihat adegan itu. Aku tak sanggup membahasakan perasaanku yang hancur lebur ini. Aku hanya menangis dan terus menangis tanpa henti.

Dengan tangan yang gemetar, aku mendial nomornya di HP ku. Aku pun masuk ke kamar mandi supaya unnie tidak merasa terganggu dengan suaraku.

“Yobboseyo….”, Suara yang teramat sangat kurindukan mengalun merdu.
“Op….”, aku tak mampu meneruskan kalimatku. Hanya suara isak tangisku yang ia dengar.
“Hyun-ah….”, suaranya pelan, “Kenapa kau menangis?”.

Aku hanya terus terisak, kata-kata yang ingin aku ucapkan terasa tercekat di tenggorokanku.
“Hyun-ah… mianhe…”, katanya pelan sekali. Dan sayup-sayup kudengar ia juga menangis. Hatiku tersentuh mendengar tangisnya.

“Oppa…. A-ku-non-ton-dra-ma-mu…”, kataku terbata-bata,”Kau dan Park Shin Hye unnie…..”, tangisku pecah lagi.

“Jagiya…”, ia memanggilku sayang, bahkan setelah kejadian belakangan ini,”Mianhe…”.
Suaranya hilang sejenak namun kembali lagi bersama suara petikan gitar. Ia bernyanyi untukku dengan suara parau diselingi sedikit tangis.



Geuriwo geuriwoso Geudega geuriwoso
Neil nan honjasoman Geudereul bureugo bullobwayo
bogopa bogopaseo geudaega bogopaseo
ije nan seupgwancheoreom geudae ireumman bureuneyo
oneuldo


(Miss you, miss you so much, because I miss you so much
Everyday all by myself, calling and calling you
Want to see you, want to see you, because I want to see you so much
Now it’s like I have this habit, keep calling out your name
It’s the same today)


saranghae saranghaeyo geudaereul saranghaeyo
maljocha motagoseo geudaereul geureoke bonaenneyo
mianhae mianhaeyo naemari deullinayo
dwineuseun nae gobaegeul geudaen deureul su isseulkkayo
saranghaeyo


(Love you, love you, I love you
I hadn’t even spoken the words, I just let you go
Sorry, sorry, do you hear my words
My late confession, can you hear it
I love you)


“Lagu ini kuciptakan saat aku sangat merindukanmu, Seo Hyun-ah”, dia berkata, “Because I miss You (Seo Hyun-ah)"

“Jinjjaya?”. Tangisku mereda. Lagu tadi menghangatkan hatiku.
“Jinjja..jinjja..jinjja…”, ia berkata dengan penuh penekanan,”I miss you, jagiya…”
“I miss you too, oppa”.
“Apa kau punya waktu besok?”, tanya oppa,”Aku akan menyusulmu ke Jepang”.

*****

Yong Hwa pov

“Nippon… Konnichiwa….!!!!”, aku berteriak ke udara.

Kakiku kini menginjak tanah Jepang. Sekarang jam di bandara menunjukkan pukul 3 sore. Beberapa jam lalu aku masih bersitegang dengan Managerku di Korea yang tidak mengizinkanku pergi. Namun akhirnya aku berhasil kabur dengan samaran berupa wig gimbal modal pinjem sama Jung Shin, Kacamata hitam, Kemeja pantai biru dan Celana 7/8 berwarna coklat muda. Penampilanku sudah kayak turis-turis Bali. Untung ini sudah masuk musim panas!

Aku yang jadi backpacker dadakan, buru-buru naik taksi menuju ke salah satu distrik di Tokyo, Roponggi. Di salah satu coffee shop disana, aku dan Seo Hyun janjian ketemu.

“Konnichiwa… mau pesan apa, tuan?”, seorang waitress memberikanku daftar menu.
“Cappucino dan….”, aku melihat-lihat gambar di menu, “Donat”.
Gadis belia berkostum khas pelayan cantik dan imut layaknya dalam manga Jepang pergi mengambilkan pesananku.

Aku tersenyum-senyum membayangkan apa yang akan terjadi beberapa saat lagi ketika Seo Hyun ada disini. Aku memeluk backpack ku erat-erat sambil menikmati pemandangan jalan Roponggi yang ramai dengan orang-orang berpakaian keren.

Kini aku sudah menghabiskan 2 buah donat dan cappuccino-ku hanya tinggal setengah dengan busa yang sudah menghilang semua. Aku mulai dihinggapi rasa bosan.
Aku melihat jam tanganku lagi. Jam 5. Sudah sejam sejak aku sampai disini, dan seharusnya Seo Hyun sudah disini 30 menit yang lalu. Tapi sampai sekarang, batang hidungnya belum kelihatan juga.

Baru saja hendak menelponnya, tiba-tiba ia datang berlarian ke mejaku. Tapi koq di belakangnya ada yang ngikutin sih?
“Annyeong Haseyo,” dia menyapaku dengan nafas ngos-ngosan, “Mianheyo oppa… aku telat”.

Aku hanya menanggapinya dengan isyarat oke dengan tangan. Aku lebih tertarik dengan dua orang yoeja berkacamata hitam yang datang bersamanya. Bukankah itu Tae Yon dan Yoona?

“Chusuhamnida…”, kata Yoona sambil membungkuk lemah.
“Kami ga akan ganggu koq!!”, sela Tae Yon, “Annyeong….”.

Tae Yon pun menarik Yoona menjauhi kami. Mereka duduk di meja pojokan. Memberikan privasi bagi kami berdua.
“Mianheyo oppa… kami pura-pura mau pergi belanja bulanan supaya ga dimarahi”, Seo Hyun memaparkan alasan mengapa mereka datang bertiga.
“Ani…”, jawabku seraya bangkit dan menarikkan kursi untuknya, “Anja!”.

Kami duduk berhadapan dan saling mengembangkan senyuman. Aku bisa serta- merta melupakan masalah diantara kami hanya dengan melihat senyumnya yang polos dan tulus ini.
“Aku juga minggat dari dorm”, ujarku, “dengan kostum begini!”.
Mata Seo Hyun mentapku dari atas ke bawah lalu terbahak-bahak.
“Mwoya? Kau mau ke pantai oppa?”, katanya diselingi tawa, “Ini Tokyo… bukan Hokkaido…”.

Aku pun ikut menertawai kekonyolanku sendiri.
“Hyun-ah…”, aku menatapnya dengan serius, “Aku punya sesuatu untukmu”.
“Mwo?”.

Aku membuka backpack yang sedari tadi ku peluk erat-erat dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru dongker yang diberi pita berwarna pink.
“Nah…”, kuserahkan hadiah itu untuknya.

*****

Seo Hyun pov

“Nah…”, Yong Hwa oppa menyodorkan sebuah kotak kecil yang diikat dengan pita cantik berwarna pink padaku.

Aku mengambilnya, “Ini apa, oppa?”.
“Hadiah”, jawabnya, “Bukalah!”.

Aku melepaskan ikatannya kemudian membukanya.
Jeng….jeeeeeeeng…. dua buah cincin couple bertengger di dalamnya. Aku syok setengah mati.

Oppa memberiku cincin? I mean, the real couple rings? Bukan gara-gara tuntutan acara seperti yang kami lakukan di WGM?

“Motif cincin ini disebut eternity ring, menunjukkan bahwa pasangan yang memakai cincin dengan motif ini memiliki harapan untuk bersama selamanya hingga mencapai keabadian…”, oppa mengambil satu cincin dan memperlihatkannya padaku, “dan aku memesan kode ini hanya untukmu…”.

Di balik cincin itu tertulis “Tashita”. Aku baru pertama kali mendengar kata yang jelas bukan bahasa Korea itu. Apa itu bahasa India ya?

“Tashita???”, tanyaku.
“Watashi no Anata….”, jawabnya lembut, “Di Jepang, setiap pasangan suami istri akan memanggil pasangannya dengan: Anata. Yang kupikirkan saat membuatnya hanyalah… aku ingin menegaskan kalau kau Seo Joo Hyun yang bodoh… hanyalah milikku”.

Jawabannya membuatku tersentuh. Omaiya…. Mataku panas. Air mataku meleleh.
Dia meraih tanganku dan memasangkan cincin itu di jari manis kiri ku. Tapi….

“Cincinnya kegedean oppa…”, tangisku berubah jadi tawa.
Buyarlah sudah suasana romantis tadi. Yong Hwa oppa cuma garuk-garuk kepala.

“Pabbo!!”, dia mengutuk dirinya sendiri dan menjambak-jambak rambutnya.
“Hihi…”, aku menyeringai, “Ini muatnya di telunjuk oppa!”.
“Aish…Aaaishhh…”, ia masih menyesalinya, “Gwenchana..!! Dengan begini paparazzi tidak akan terlalu curiga…”.
“Geurae…”, kataku sambil mengangguk-anggukkan kepala, “Lalu yang satu ini?”.

Aku mengambil sebuah cincin lagi di dalam kotak itu dan membaca ukirannya : “Naya”.
Naye Jagiya”, oppa menimpali, “Kau tahu artinya Seo Joo Hyun..?!!”, ia setengah berteriak.
“Bodoh!!!”, jawabku sambil menjulurkan lidar kearahnya.
“Yah!”, dia pura-pura akan memarahiku namun..”Pakaikan!”. Ia menyodorkan tangannya ke depanku.
“Ini juga ga muat di tanganmu, oppa… haha..”, kami kembali tergelak gara-gara insiden cincin. Akhirnya ia pun harus memakai cincin itu di telunjuk kirinya. :D

******

Author pov

Dari café, Yong Hwa mengajak Seo Hyun berkeliling Roponggi. Tae Yon dan Yoona nunggu di warung Takoyaki di pinggir jalan, tak jauh dari café. Lagi-lagi karena tidak mau mengganggu YongSeo Couple yang masih ingin menikmati honeymoon, duet ini harus menyingkir dan membiarkan mereka bersama. :p

Yong Hwa menggandeng tangan Seo Hyun sambil berjalan-jalan menikmati pemandangan malam hingga sampai ke sebuah taman dengan air mancur bercahaya yang sangat indah.
Mereka duduk di bangku yang menghadap langsung ke arah air mancur masih dengan berpegangan tangan. Cahaya-cahaya lembut dengan suara gemericik air kembali menghadirkan suasana romantis ke tengah mereka.

“Hyun-ah….”, Yong Hwa berkata sambil menundukkan wajahnya, “Maafin aku yah… karena selalu menujukkan sifat kekanak-kanakanku padamu..”.
Tak mau merusak suasana, Yong Hwa mulai membicarakan masalah yang sempat merenggangkan hubungan mereka dengan hati-hati.

“Aniyo oppa…maafin aku juga yah yang ga bisa jadi yoejachingu yang selalu ada untukmu”.
“Ha! Kau pasti kangen banget sama aku, Seo Joo Hyun!”, Yong Hwa PD.
“Hm… aku ga seperti ‘seseorang’ yang sampai membuat lagu karena tersiksa oleh rasa kangen”, Seo Hyun melirik Yong Hwa.
Yong Hwa menyentil lengan pacarnya sedikit. “Eeeiiiyy…”.

“Hyun-ah…”, tiba-tiba Yong Hwa menatap mata Seo Hyun dalam, “Saranghae….”.
Ia pun merapatkan wajahnya pada wajah Seo Hyun. Jarak mereka makin dekat dan dekat membuat ritme detakan jantung keduanya mendadak cepat.

Yong Hwa memegang kedua pipi Seo Hyun kemudian mengecup bibir Seo Hyun. Mereka hanyut dalam ciuman yang hangat di bawah cahaya bintang dan suara rinai-rinai air mancur, menumpahkan segala rasa sayang dan rindu yang mereka tahan-tahan selama ini.
Yong Hwa mengakhirinya dengan kecupan manis di pipi Seo Hyun. Dan mereka pun tersenyum.

“Itu untuk melampiaskan rasa kangen yang kemarin…..”, kata Yong Hwa nakal, “Karena kita akan berpisah lagi, jadinya………….”.

Yong Hwa mencoba merapatkan wajahnya lagi, tapi Seo Hyun mendorongnya karena malu. Wajah Seo Hyun kini sudah semerah tomat.

“Pabbo!!!”, Yong Hwa mengerling padanya.
“Ayo pulang Seo Joo Hyun… pesawatku jam 10”.

Mereka pun kembali ke warung Takoyaki, menjemput unniedeul yang mungkin udah lumutan nungguin mereka atau malah udah mirip sama gurita gara-gara kebanyakan makan Takoyaki. :p
*****

-tbc-

4 komentar:

  1. hwaaa. hwaaa
    di chapter ini ikut nangis liat seo hyun :'(

    oppa romantis bgt, mau donk pny cowok kyk oppaa.
    *genitttt

    BalasHapus
  2. hihi.... mereka lagi labil nih...
    kemaren marahan
    hari ini baikan

    first love emang ga pernah berjalan mulus

    BalasHapus
  3. hahai..over all i like this note..imajenasi mu itu in keren banget. liar, buas, nakal..hahahaha aku nge-fans sangat banget ke oppa yong hwa..huhu uda liat reality we got married ya mereka??

    BalasHapus
  4. is that really you nora?
    long time no see ^^

    aish...untung dag dibilang mesum y???
    wkwkwk

    masih hobi lama...nulis2 geje..
    wah... entah berapa juta kali aq nonton WGM... saya fans YongSeo couple :)

    BalasHapus